Cephus cinctus Norton
Salbiah
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
Nama
Ilmiah :
Cephus
cinctus Norton
Nama
Ilmiah Lainnya :
Astatus
cinctus
Astatus occidentalis
Cephus occidentalis Riley & Marlatt
Astatus occidentalis
Cephus occidentalis Riley & Marlatt
Taksonomi
:
Domain: Eukaryota
|
||
Kingdom: Metazoa
|
||
Phylum: Arthropoda
|
||
Subphylum: Uniramia
|
||
Class: Insecta
|
||
Order: Hymenoptera
|
||
Family: Cephidae
|
||
Genus: Cephus
|
||
Species: Cephus
cinctus
|
||
Deskripsi
:
Telur
berbentuk bulat, berwarna putih, dengan diameter 1-1,4 mm. larva berwarna
putih, tubuhnya bruas-ruas dan tidak bertungkai. Kepala berbentuk mirip kapsul,
berwarna cokelat. Panjang tubuh larva dapat mencapai 14 mm. Ukuran tubuh larva
sangat dipengaruhi oleh ukuran batang inangnya. Batang yang besar menghasilkan
larva yang besar, yang biasanyanya akan menjadi imago betina. Larva memiliki
sebuah tanduk kaudal yang terlihat jelas, yang digunakan untuk menekan dinding
batang saat bergerak di dalam batang. Pupa yang masih baru berwarna putih,
tetapi akan menjadi gelap menjelang imago keluar dari pupa. Imago (tabuhan)
betina tubuhnya berwarna hitam mengkilat, dengan garis warna kuning pada
abdomennya. Tungkai berwarna kuning, ukuran tubuh berkisar antara 7-12 mm. Ukuran tubuh serangga
betina lebih besar daripada serangga jantan.
Biologi
:
Larva C. cinctus berada di dalam batang sepanjang
musim. Mereka menggerek ke arah bawah hingga bagian pangkal batang (dimana
mulai ada percabangan akar). Pangkal batang tersebut biasanya berada beberapa
cm dari permukaan tanah, tergantung kedalaman benih ketika ditanam. Di daerah
Great Plains Utara, larva terbentuk pada awal bulan Juni selama 1-2 minggu.
Telur yang dibuahi akan menghasilkan individu jantan. C. cinctusterbatas dalam jarak
dekat untuk menemukan tanaman inangnya. Setiap imago betina dapat menghasilkan rata-rata 35 telur. Imago betina
memiliki ovipositor mirip gergaji. Telur diletakkan pada batang. Imago betina
hanya meletakkan satu telur pada setiap batang. Tetapi pada batang yang sama
mungkin terdapat telur-telur dari individu betina lainnya. Telur menetas dalam
waktu satu minggu setelah diletakkan, dan larva akan menggerek di dalam batang
ke arah bawah. Larva bersifat kanibal, sehingga hanya satu individu larva yang
hidup pada satu batang. Serangga ini hanya menghasilkan satu generasi per tahun
(univoltine).
Sebaran
: Kazakhstan,
Alberta, Manitoba, Saskatchewan, Colorado, Montana, Nebraska, New Mexico, North
Dakota, Oregon, South Dakota, Wyoming, Rusia.
Resiko
:
Saat ini tidak ada kebijakan karantina
untuk C. cinctus (di Amerika Utara).
Penyebaran oleh perdagangan atau pertanian melalui transportasi tidak mungkin terjadi
karena tidak ada tahap kehidupan terjadi pada jerami atau gandum. C. cinctus terdaftar oleh APPPC sebagai
OPTK A1.
Tanaman
Inang :
Inang
primer : Triticum aestivum (gandum),
serealea
Inang sekunder : Hordeum vulgare (barley)
Inang sekunder : Hordeum vulgare (barley)
Gejala :
Larva memotong batang gandum dengan
sangat rapi dan bekas tusukan oviposisi
tidak terdeteksi sehingga kerusakan
tidak terlihat secara langsung. Bintik-bintik hitam biasanya terlihat
pada batang bawah.
Dampak
:
C.
cinctus adalah hama
penting dari gandum di Great Plains utara Amerika Utara. Kerusakan awalnya
terjadi di musim semi gandum, tetapi, sejak tahun 1980, gandum yang ditanam
pada musim dingin juga telah diserang
(Morrill et al., 1992). Tingkat investasi di beberapa bidang saat ini mencapai
100%.
Larva berada di batang sehingga
menimbulkan kerusakan pada batang sampai 25% dan mengurangi kualitas gabah (Holmes,
1977). Kerusakan terjadi secara konsisten dan setiap tahunnya. Kerusakan
terbesar di Alberta, Manitoba, Saskatchewan, Montana, dan North Dakota.
Deteksi
dan Identifikasi :
Prosedur
Deteksi :
- Gejala biasanya terdapat bintik-bintik hitam pada batang gandum.
- Ambil sampel batang gandum kemudian lakukan pembelahan dengan pisau dan amati dengan kaca pembesar untuk memastikan keberadaan telur dan larva Cephus cinctus Norton.
- Jika ditemukan larva, pupa, atau serangga dewasa masukan ke dalam botol vial.
- Lakukan fiksasi dan identifikasi di laboratorium.
Prosedur
Identifikasi Larva :
- Telur berbentuk bulat, berwarna putih, dengan diameter 1-1,4 mm. Telur menetas dalam waktu satu minggu setelah diletakkan.
- Jika ditemukan larva, lakukan perebusan larva pada tabung reaksi diatas api bunsen sampai air mendidih pertama.
- Lakukan pengukuran panjang larva. Ukuran tubuh larva sangat dipengaruhi oleh ukuran batang inangnya. Batang yang besar menghasilkan larva yang besar, yang biasanyanya akan menjadi imago betina.
- Amati warna dan bagian tubuh larva dengan menggunakan mikroskop stereo pada perbesaran secara bertahap.
- Bandingkan hasil pengamatan dengan deskripsi sebagai berikut : Larva berwarna putih, beruas-ruas dan tidak bertungkai. Kepala larva berbentuk mirip kapsul, berwarna cokelat. Panjang tubuh larva dapat mencapai 14 mm. Larva memiliki sebuah tanduk kaudal yang terlihat jelas, yang digunakan untuk menekan dinding batang saat bergerak di dalam batang. Larva C. cinctus berada di dalam batang sepanjang musim. Mereka menggerek ke arah bawah hingga bagian pangkal batang (dimana mulai ada percabangan akar). Pangkal batang tersebut biasanya berada beberapa cm dari permukaan tanah, tergantung kedalaman benih ketika ditanam. Larva bersifat kanibal, sehingga hanya satu individu larva yang hidup pada satu batang.
Prosedur
Identifikasi Pupa :
- Lakukan pengukuran panjang pupa.
- Amati warna pupa dan bandingkan hasil pengamatan dengan deskripsi pupa yang masih baru berwarna putih, tetapi akan menjadi gelap menjelang imago keluar dari pupa.
Prosedur
Identifikasi Serangga Dewasa :
- Lakukan pengukuran panjang tubuh serangga.
- Amati warna dan bagian-bagian tubuh serangga dewasa dengan menggunakan mikroskop stereo pada pembesaran secara bertahap.
- Bandingkan hasil pengamatan dengan deskripsi sebagai berikut : Imago betina tubuhnya berwarna hitam mengkilat, dengan garis warna kuning pada abdomennya. Tungkai berwarna kuning. Ukuran tubuh berkisar antara 7-12 mm. Ukuran tubuh serangga betina lebih besar daripada serangga jantan. Setiap imago betina dapat menghasilkan rata-rata 35 telur. Imago betina memiliki ovipositor mirip gergaji. Telur diletakkan pada batang. Imago betina hanya meletakkan satu telur pada setiap batang. Tetapi pada batang yang sama mungkin terdapat telur-telur dari individu betina lainnya. Imago hanya menghasilkan satu generasi per tahun (univoltine).
Pencegahan
dan Pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
tanaman yang resisten dan praktek budidaya yang baik. Pemberian jerami papa
permukaan tanah dapat mengurangi populasi hama ini. Selain itu penggunakan
perangkap berwarna dapat mengurangi kerusakan di lapangan. Pengendalian dengan
insektisida dapat dilakukan pada fase imago. Pengendalian secara biologis
dengan menggunakan parasitoid seperti Bracon cephi.
Referensi
:
http://rulebookjica.ekon.go.id/pdfs/4879_93_Permentan_OT.140_12_2011_i_Lamp.pdf. Diakses 10 Juli 2017.
CABI [Crop Protection Compedium International]. 2014. http://www.cabi.org/cpc/?compid=1&dsid=29907&loadmodule=datasheet&page=868&site=161. Diakses 15 Juli 2017.
httpwww.alkherat.comvbshowthread.php9682.
Diakses 20 Juli 2017.
http://www.gov.mb.ca/agriculture/crops/insects/fad20s00.html. Diakses 20 Juli 2017.
Comments
Post a Comment