Uji Terap "Fumigasi Sulfuryl Fluoride, Liposcelis, Kayu Manis"

Assalamualaykum pemirsah *wkwkw, tepok jidat... Akhirnya kita bertemu lagi. Duh, sudah lama sekali rasanya  tidak menulis. Saya hari ini harus menulis, everything, all about meAnd than, kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang aktivitas saya di luar rumah alias di kantor. 

Begini ceritanya...

Saya menggeluti dunia fumigasi sejak awal tahun ini. Awalnya, saya agak nervous juga diberikan amanat tersebut. Lah iya? Seumur-umur saya belum pernah melakukan fumigasi dengan tangan sendiri, tapi berbekal Bismillah, akhirnya saya meng-azzam-kan diri, bersemangat mendalami dunia fumigasi. 

Berdasarkan surat keputusan Kepala Balai Uji Terap  Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Saya dan tim, diamanatkan menyelesaikan uji terap (penelitian) "Perlakuan Fumigasi Sulfuryl Fluoride terhadap Mortalitas Liposcelis spp. pada Kulit Kayu Manis"

Saya mencoba membaca surat tersebut dengan teliti. Saya menyelami maknanya, and than, menyimpulkan bahwa saya harus belajar "Fumigasi, Liposcelis, Kayu Manis"

Pertama, belajar fumigasi...

Rezeki memang enggak kemana. Awal tahun, saya mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan Training of Trainer terkait perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride. Saya menyelesaikan pelatihan dengan sukses dan lulus. But, saya masih belum yakin dapat melakukan tindakan perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride dengan tangan sendiri. 

Diakhir tahun. Saya berkesempatan mengikuti bimbingan teknis kompetensi perlakuan fumigasi sufuryl fluoride. Nah, saya semakin percaya diri dibidang fumigasi sulfuryl fluoride. Secara teori dan praktek, saya sudah melakukannya, sehingga semakin terbuka wawasan fumigasi sulfuryl fluoride. Saya menyelesaikan bimbingan teknis tersebut dengan sukses. Saya mendapatkan sertifikat kompetensi perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride.

Selang beberapa minggu kemudian. Saya berkesempatan kembali mengikuti bimbingan teknis sistem manajemen mutu atau auditor sulfuryl fluoride. Semakin yakin! Saya semakin percaya diri melakukan perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride dengan tangan saya sendiri. Saya menyelesaikan bimbingan teknis tersebut dengan sukses kembali. Saya dapat menyelesaikan assesment dengan baik dan lulus sebagai auditor sulfuryl fluoride. Alhamdulillah Ya Allah...

"Sungguh, nikmat Allah yang mana yang dapat kamu dustakan" Merinding kalau ingat ayat tersebut. Saya tidak pernah berpikir akan mendapatkan ilmu yang sangat banyak, apalagi ilmu  terkait fumigasi sulfuryl fluoride. Alhamdulillah ya Allah.. Saya akan menggunakan ilmu tersebut untuk kemaslahatan umat dan kejayaan negara Republik Indonesia. 

Kedua, belajar Liposcelis...

Liposcelis merupakan serangga yang banyak ditemukan di gudang penyimpanan "stored product". Serangga ini berukuran kecil, 1-2 mm. Saya mulai me-rearing serangga tersebut pada bulan Maret 2019. Saya mendapatkan serangga tersebut dari pulau Sumatera pada komoditas kayu manis. 

Tujuan saya memperbanyak serangga tersebut adalah untuk dijadikan objek perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride pada komoditas kayu manis. Jadi, saya ingin tahu, berapa dosis sulfuryl fluoride yang digunakan untuk mematikan serangga tersebut.

Luar biasa, mempelajari biologi dan ekologinya tak semudah membalikkan telapak tangan. Saya sedikir mengalami ketakutan saat pertama kali me-rearing. Saya khawatir serangga tersebut tidak dapat saya perbanyak. But, dengan izin Allah. Saya dapat memperbanyak serangga tersebut dalam waktu 2-3 bulan.

Saya hampir setiap hari berada di laboratorium, melihat dia di bawah mikroskop stereo. Awalnya, pusing dan melelahkan, tetapi seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa dan senang melakukannya. Alhamdulillah

Kini, saya dapat memperbanyaknya dengan mudah dan semakin tahu teknik memperbanyaknya. Sampai tulisan ini saya tulis. Saya masih memperbanyak serangga tersebut, lho, di ruang rearing pula. Sungguh, saya mulai mencintai dia dan tak mau berpisah denganya *wkwkw, tepok jidat.

Saya berencana akan  mempelajari lebih lanjut biologi Liposcelis tersebut. Semoga ilmunya nanti dapat saya bagikan untuk dunia saintis. Aamiin.

Ketiga, belajar kayu manis...

Saya menggunakan komoditas kayu manis sebagai bahan pengujian, sehingga saya harus mempelajari lebih jauh terkait komoditas tersebut. Tak tanggung-tanggung. Saya mencari referensi baik melalui dunia daring dan luring. Selain itu, saya kerap kali melakukan komunikasi pribadi dengan beberapa kolega untuk mengetahui informasi terkait kayu manis.

Subhanallah, usaha tak mengkhianati hasil.

Menurut saya, usaha saya dan teman-teman dalam tim sudah sangat optimal sehingga hasilnya terlihat dalam seminar hasil uji terap perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride terhadap mortalitas Liposcelis spp. pada kulit kayu manis. 

Terimakasih tim uji terap sulfuryl fluoride kayu manis... Thanks for all, guys.


Salam,

Comments