Tradisi Lebaran di Bekasi Utara

Hal yang paling menjadi momen yang tak akan terlupakan adalah tradisi lebaran yang meski berbeda-beda pada setiap daerah. Tak ayal dengan tradisi lebaran di Bekasi Utara, Kota Bekasi. 

Sebagai seorang yang dilahirkan di Bekasi. Saya akan sedikit menceritakan tradisi lebaran di Kampung Nangka Bekasi Utara. Tradisi ini, sudah turun menurun, sejak nenek moyang kami dahulu hingga saat ini, tradisi ini dimulai sejak pagi hari. 

Hari pertama lebaran...

Tepat pukul 06.30 WIB, masyarakat sudah terlihat lalu lalang, baik yang menggunakan kendaraan maupun yang berjalan kaki menuju masjid jami Annur. Kebanyakan kami berjalan kaki dengan suka cita, bertemu dengan tetangga dan sesama jamaah sholat idhul fitri.

Berhubung kapasitas masjid tidak memadai untuk semua jamaah. Maka biasanya jamaah laki-laki berada di dalam masjid dan jamaah perempaun berada di luar masjid. As alwyas, saya selalu membawa koran sebagai alas sajadah. Posisi saya biasanya berada di jalan raya, menyengaja datang agak siang agar dapat sholat di jalan raya, ada feel gimana gitu, beda rasanya dengan sholat di pelataran masjid.  Saat itu, arus kendaraan di stop sementara sampai sholat selesai dilaksanakan. 

Selepas sholat Idhul Fitri, saya dan keluarga pulang ke rumah dan langsung sungkem dengan suami, meminta maaf atas segala salah dan khilaf tapi enggak pakai adegan nangis sih, hanya cium tangan dan peluk-peluk manjah *wkwkw.

Sebelum tamu banyak berdatangan, kami bersiap untuk makan ketupat lebaran. Ini momen yang paling berharga karena sejak tadi pagi lapar belum sarapan dan hidangan langsung disantap dengan lahapnya.

Tetangga dekat, biasanya berdatangan hilir mudik sebentar saja hanya salaman, enggak sampai ada yang duduk berlama-lama, say "Minal Aidin Wal Faidzin", langsung good bye. Selepas itu, saya dan keluarga bersiap ke rumah orangtua yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kami.

Sesampainya di rumah orangtua, meski terlihat selalu ramai dikunjungi tamu, maklum orangtua saya kan sesepuh jadi meski ramai yang bertamu. Saya dan suami serta anak-anak bersalaman dengan suka cita. Sesekali nyicipin kue lebaran di rumah orangtua dan yang tak ketinggalan adalah manisan  kolang kaling khas neneknya anak-anak, top markotop

Orangtua kami memiliki 8 orang anak dan 8 orang menantu serta 20 orang cucu. Jadi kalau kumpul dalam satu rumah, nah, lho, apa kabarnya tuh rumah? Saat semua anggota keluarga telah hadir, maka giliran pembagian duit lebaran untuk anak-anak. Masing-masing anak-anak berbaris dengan rapinya dan tak mau ketinggalan para orangtua yang membagikan juga berbaris dengan sangat rapi *wkwk. Ini adalah momen yang paling ditunggu anak-anak karena setelah itu maka akan terlihat anak-anak yang sibuk menghitung uang lebarannya di sudut ruang tamu *haddeuh.

Sekiranya suasana sudah agak damai, maka saatnya orangtua kami membawa serta anak dan cucunya berkeliling ke rumah sanak saudara dari keluarga Bapak. Semangat 45 selalu kami rasakan, berjalan kaki di tengah terik matahari kami lakoni demi bersilaturrahim.

Selesai berkeliling, kami akan berlebaran ke rumah kakak pertama, sambil berleha-leha dan ngobrol ngalor ngidul, as always, kami memesan bakso sebagai hidangan penutup di hari tersebut. Amazing, makyus banget tuh bakso sampai bisa membuat kami tertidur pulas sampai sore hari. 

Malam harinya, kami berlebaran ke rumah tante, adik Bapak. Kendaraan beroda dua siap menjelajahi kegelapan malam yang dinginnya menusuk tulang *lebay. Ngobrol ngalor ngidul  dan diakhiri dengan makan peyek yang selalu bikin kangen.

Hari kedua lebaran...

Pagi hari kami telah bersiap menuju rumah nenek. Kalau anak-anak bilang ke rumah "uyut". Rumah nenek enggak terlalu jauh juga dengan rumah kami, masih di sekitar Bekasi tapi kalau jalan kaki, ya, bisa gempor sehingga dibutuhkan kendaraan untuk sampai kesana. 

Heboh...meski rusuh kalau ke rumah nenek. Nyemil makanan khas orang Kampung Tanah Tinggi, rengginang manis dalam toples kaleng biskuit, ih, bikin kangen. Seperti biasa, baru saja jam 10.00 WIB, makan siang telah siap *wkwk. Coffee break diganti dengan Lunch. Alhamdulillah...

Setelah cipika cipiki, kami berpamitan dan menuju rumah kerabat lainnya. Walau hanya bertemu satu tahun sekali tapi alhamdulillah hubungan persaudaraan tetap terjaga. 

Sampai di rumah pukul 16.30 WIB. Lelah mendera. Selesai merapihkan rumah, langsung tarik selimut dan menyongsong hari esok, rencana bertamansya dengan my little family

By: Pixabay.com
Salam,

Comments