Thrips parvispinus Karny
Thrips
parvispinus Karny
merupakan hama penting. Tanaman inang
sangat polifagus. Beberapa tanaman yang menjadi inang utama T.
parvispinus diantaranya tanaman krisan, Capsicum (paprika), Carica papaya (pepaya), Citrullus lanatus (semangka), dan Solanum tuberosum (kentang) (CABI 2014).
Kehilangan hasil akibat serangan hama
ini pada bunga krisan mencapai 40%. Pada
adenium, thrips menyerang bunga yang masih kuncup akibatnya bunga gagal mengembang dan menjadi kering. Gejala tanaman yang terserang hama ini adalah
bercak-bercak putih atau keperakan/kekuningan seperti
perunggu terdapat pada permukaan bawah daun.
Serangan hebat menyebabkan daun dan tunas mengeriting/terpelintir
berkerut, melengkung ke atas dan timbul benjolan seperti tumor. Hama ini makan dan berkembang biak di bunga dan daun muda. Dampak
yang diakibatkan diantaranya kerusakan serius pada perkebunan pepaya (Carica papaya) di Hawaii, kerusakan pada
berbagai tanaman pangan di Asia, juga untuk tanaman Gardenia rumah kaca di
Yunani (Mound & Collins 2000).
Hama ini bersifat kosmopolitan dan
tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyebaran hama ini paling banyak terdapat
di daerah Jawa Timur, Bali Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggaran Timur, dan Bali
(Direktorat Perlindungan Tanaman 1992).
Thrips termasuk ke dalam ordo
Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu pada tepi sayapnya terdapat
rambut yang berumbai-umbai (Jumar 2000). Taksonomi dari Thrips parvispinus sebagai berikut:
Domain :
Eukaryota
Kingdom :
Metazoa
Filum :
Arthropoda
Subfilum :
Uniramia
Kelas :
Insecta
Ordo :
Thysanoptera
Famili :
Thripidae
Genus :
Thrips
Spesies :
Thrips parvispinus
Thrips jantan maupun betina memiliki sayap dan memiliki
ovipositor yang berfungsi untuk menusuk dan meletakkan telur ke dalam jaringan
tanaman. Panjang tubuh thrips 1-2 mm dan mengalami metamorphosis
sederhana/setengah sempurna yaitu mulai dari telur kemudian nimfa setelah itu
menjadi imago (CABI 2014).
Telur Thrips parvispinus berbentuk ginjal pada manusi, imago betina akan
meletakkan telurnya kedalam jaringan epidermis dengan ovipositornya yang tajam.
Ukuran telurnya sangat kecil sehingga tidak akan terlihat dengan mata
telanjang. Telur diletakkan dalam jumlah yang besar yaitu dengan rata-rata 80
butir tiap induk. Letak telur akan diketahui dengan memperhatikan bekas tusukan
pada bagian tanaman tersebut dan biasanya disekitar jaringan tesebut terdapat
pembekakan. Telur-telur ini akan menetas sekitar 3-5 hari setelah peletakkan
oleh imago betina (Direktorat Perlindungan Tanaman 1992).
Nimfa Thrips parvispinus berwarna putih pucat atau pucat kekuningan. Biasanya nimfa thrips gerakannya masih lambat
dan pergerakannya hanya terbatas pada tempat dimana dia memperoleh
makanan. Nimfa terdiri dari dua instar
dan akan mulai menyerang tanaman. Daur
hidup sekitar 5 hari (Direktorat Perlindungan Tanaman 1992).
Pupa Thrips parvispinus berwarna putih.
Stadia ini dibagi dalam stadia pra-pupa dan pupa. Pada stadia ini thrips tidak aktif
bergerak. Pupa thrips biasanya terdapat
pada tanah atau serasah daun. Pada
stadia ini bakal sayap akan terlihat. Daur hidup sekitar 7 hari (Direktorat
Perlindungan Tanaman 1992).
Imago Thrips parvispinus akan aktif bergerak lebih cepat dibandingkan dengan nimfanya,
telah memiliki sayap yang ukurannya relative panjang dan sempit. Imago berukuran 1-2 mm. Imago meletakkan telur sanpai 80 butir ke
dalam jaringan tanaman. Daur hidup imago
selama 12 hari. Tubuh imago berwarna coklat, bagian kepala dan
thoraks lebih pucat dibandingkan warna abdomen dan tungkai pada umumnya
berwarna kuning. Pada kepala terdapat sepasang
antena yang terdiri atas tujuh ruas. Pada ruas kedua dan ketiga
hampir semitri
dan terdapat organ sensori yang berbentuk kerucut bercabang seperti garpu. Antena segmen ketiga berwarna kuning, demikian pula
dengan segmen keempat dan kelima namun hanya tengahnya yang berwarna kuning. Antena segmen ketujuh
berukuran sangat kecil. Oseli berwarna merah. Seta
oseli satu tidak ada, seta oseli dua lebih pendek dibandingkan seta oseli tiga. Seta
oseli tiga terletak pada bagian pinggir bagian depan segitiga oseli. Toraks memiliki dua pasang
seta posteroangular yang panjang dan tiga pasang posteromarginal. Metanotum memiliki pola
retikulasi seperti kotak dengan ukuran yang serupa. Tidak terdapat sensila kanfaniform dan memiliki mesofurka
dengan spinula. Memiliki sepasang sayap berumbai. Panjang
sayap lebih dari setengah panjang abdomenya. Sayap berwarna gelap atau transparan. Pangkal
sayap berwarna pucat. Venasi pertama dan kedua sayap depan terdapat sederet
seta yang lengkap. Abdomen terdiri atas sebelas ruas. Pada
tergit delapan tidak terdapat comb (deretan mikrotrikhia) (Sartiami
2011).
DAFTAR PUSTAKA
CABI [Crop Protection Compedium
International]. 2014. http://www.cabi.org/cpc/?compid=1&dsid=29907&loadmodule=datasheet&page=868&site=161.
Diakses 2 Januari 2014.
Direktorat
Bina Perlindungan Tanaman. 1992. Paket Teknologi Penerapan Pengendalian Hama
Terpadu dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Padi dan Kedelai. Jakarta.
Jumar. 2000.
Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.
Sartiami, D et al. 2011. Thrips
parvispinus Karny (Thysanoptera:Thripidae) pada tanaman cabai: perbedaan
karakter morfologi pada tiga ketinggian tempat dalam Jurnal Entomologi
Indonesia, September 2011.
Comments
Post a Comment