Desiminasi Perlakuan Panas
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan uji terap dan desiminasi penerapan teknik dan metode karantina
Pertanian. Tugas tersebut diamanatkan dalam SK Menteri Nomor
34/Permentan/OT.140/4/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Uji Terap
dan Metode Karantina Pertanian. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina
Pertanian menyelenggarakan salah satu fungsinya melalui kegiatan desiminasi.
Kegiatan tersebut untuk melatih dan
mengembangkan keterampilan para petugas fungsional karantina pertanian yaitu
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) agar memiliki kemampuan/kompetensi
lebih dalam melakukan tindakan karantina pertanian sesuai scientific base. Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian memfasilitasi
pelatihan teknis perlakuan panas (heat
treatment) bagi POPT.
Perlakuan
panas (heat treatment) merupakan salah
satu perlakuan karantina tumbuhan yang bertujuan membebaskan media pembawa dari
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Karantina baik yang berupa serangga, tungau, nematoda, atau moluska. Media
pembawa tersebut dapat berupa tumbuhan (dalam keadaan dan bentuk apapun juga
sejauh dapat membawa OPT), benda lain (termasuk alat angkut, peti kemas, tanah,
kompos, dan sebagainya), serta sampah organik yang diekspor, impor, dan antar
area.
Perlakuan
panas ini dapat digunakan sebagai alternatif perlakuan karena efektif membunuh OPT sasaran dan efisien dalam hal biaya dan waktu
pelaksanaan. Selain itu perlakuan panas saat ini banyak dipersyaratkan oleh
negara tujuan ekspor karena ramah lingkungan. Terdapat tiga metode perlakuan panas yaitu Perlakuan Air Panas (Hot Water Treatment), Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment), Perlakuan Udara
Panas (Air Heat Treatment). Upaya untuk mendapatkan hasil perlakuan seperti yang
diharapkan, maka petugas pelaksana perlakuan harus memiliki kompetensi yang
memadai agar menjamin keberhasilan dan efektifitas perlakuan.
Desiminasi
perlakuan panas bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian petugas karantina
tumbuhan dalam melaksanakan tindakan perlakuan panas (heat treatment) pada media pembawa.
Kegiatan
Desiminasi Perlakuan Panas dilaksanakan pada tanggal 23 – 28 Mei 2016 (enam hari) di Balai
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Bekasi, Jawa Barat, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan, serta PT. Bumi Mandiri Resources.
Penyampaian materi Desiminasi
Perlakuan Panas dilakukan dengan cara ceramah dan tanya jawab di dalam kelas di
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian antara narasumber dan
peserta. Praktek perlakuan udara panas di Balai Uji Terap Teknik dan Metode
Karantina Pertanian, praktek perlakuan uap panas di Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan, praktek perlakuan air panas di Balai Uji Terap
Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Perlakuan air panas dengan patogen
berupa bakteri secara invitro dan penanaman di media agar di laboratorium Balai
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Kunjungan lapang ke PT. Bumi
Mandiri Resources. Diskusi akhir/evaluasi kegiatan.
Kegiatan
Desiminasi Perlakuan Panas di awali materi dengan tema Kebijakan Badan
Karantina Pertanian dalam Pengembangan Perlakuan Karantina Tumbuhan dan Pengenalan ISPM#28 dengan judul Sistem
Sertifikat Fitosanitari “Menyeimbangkan Proses Industri untuk Memenuhi Persyaratan
Biosecurity dari Negara
Pengimpor” disampaikan oleh
Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati yaitu Bapak Dr. Ir.
Antarjo Dikin, M.Sc. Pada materi ini peserta mengetahui dan memahami : Badan
Karantina Pertanian mendukung akses pasar komoditas ke pasar internasional, dukungan
tersebut diwujudkan melalui sistem
sertifikasi fitosanitari yang dipersyaratan dari
negara pengimpor. Penerapan
mitigasi risiko dan evaluasi fitosanitari. Standar penerapan fitosanitari
berdasarkan ISPM#7, ISPM#12, ISPM#32,
protokol diagnostik, perlakuan fitosanitari. Kebijakan nasional terkait
fitosanitari diantaranya adalah bahwa Indonesia telah menghapus penggunaan metil
bromida sejak 2008, kecuali untuk tindakan
karantina dan Pra-Pengapalan
(Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 52/2007 dan Nomor 01/2012),
metil bromida harus didaftarkan oleh Menteri Pertanian, izin impor metil bromida dibatasi oleh
kuota. Pendekatan strategis
diantaranya berbagi informasi persyaratan teknis untuk industri, bantuan teknis
kepada proses industri untuk memenuhi persyaratan, penilaian dititik rawan
industri, menyetujui proses industri merupakan bagian dari fitosanitari,
pemantauan kepatuhan. Contoh ceklist pada seritifkat fitosanitari. Review
perlakuan panas pada lalat buah, perlakuan dingin untuk karantina tumbuhan,
respon serangga terhadap dingin, efek dingin terhadap serangga, perlakuan
dingin terhadap buah ekspor, perlakuan panas lainnya seperti perlakuan solar
dan microwave.
Materi dengan judul Perlakuan
Panas Sebagai Perlakuan Karantina disampaikan oleh Kepala Subbidang Bidang Non Benih Ekspor dan Antar Area, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati
Nabati, Badan Karantina Pertanian yaitu Bapak Ir. Turhadi
Noerachman, MSi.
Pada materi Perlakuan Panas Sebagai Perlakuan Karantina peserta mengetahui dan
memahami : Latar belakang perlakuan panas. Tujuan perlakuan karantina. Jenis-jenis
perlakuan karantina. Alasan perlakuan panas menjadi persyaratan fitosanitari. Definisi
perlakuan panas dan jenis-jenis perlakuan panas. Penentuan pemilihan perlakuan
panas. Komoditas dan jenis dan stadia OPT sasaran. Tingkat kelayakan dan persyaratan
negara lain. Fasilitas perlakuan udara panas dintaranya fasilitas pra perlakuan
panas, fasilitas pelaksanaan perlakuan, fasilitas pasca perlakuan. Sarana/peralatan
pendukungperlakuan udara panas. Tahapan perlakuan uadar panas diantaranya persiapan
perlakuan, perlakuan, pendinginan, pasca pelaksanaan. Jenis perlakuan panas
diantaranya perlakuan udara panas, perlakuan uap panas, perlakuan air panas. Penerapan
perlakuan panas di Indonesia. Pengenalan perlakuan panas, prinsip-prinsip
perlakuan panas, penggunaan perlakuan panas untuk keperluan karantina.
Materi
dengan tema Perlakuan Uap Panas (Vapor
Heat Treatment) disampaikan oleh
Koordinator Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan yaitu Bapak Wayan Murdita,
SP. Pada materi ini peserta mengetahui dan memahami : Hama yang menyerang buah
mangga dan intensitas kerusakannya. Pengendalian tingkat lapang. Pengendalian
pasca panen. Bioekologi lalat buah dan spesies lalat buah. Peletakkan telur dan
posisi telur lalat buah di dalam buah mangga. Gejala serangan lalat buah dan perbanyakan
massal lalat buah. Definisi perlakuan uap panas. Fasilitas perlakuan uap panas
di laboratorium. Spesifikasi mesin perlakuan uap panas skala laboratorium. Kalibrasi
sensor perlakuan uap panas. Uji mortalitas, hot
water dipping test, dan susceptibility
test. Procedure susceptibility by vapor
heat treatment. Prosedur disinfestasi lalat buah pada mangga pasca panen
dengan perlakuan uap panas. Procedure of
small scale mortality test by vapor heat treatment. Large scale mortality test by vapor heat treatment. Results
of large scale mortality test.
Standar perlakuan uap panas untuk
ekspor mangga gedong. Uji
kerusakan buah. Hasil pengamatan
setelah perlakuan uap panas. Negara-negara
yang telah menggunakan mesin perlakuan uap panas. Mesin perlakuan uap panas skala komersil.
Materi
dengan tema Perlakuan Udara Panas (Air
Heat Treatment) yang berjudul Kegiatan Proses Pengeringan Kayu/Pallet dan Perlakuan
Udara Panas dengan Klin Dry (KD)
disampaikan oleh Bapak Sukadi dari PT.
Kemas Kayu Indonesia. Pada materi ini peserta mengetahui dan memahami : Kayu
dan bagian-bagian pohon. Sifat kayu secara umum. Sifat kayu atas dasar
penggunaan. Sifat kayu yang berhubungan dengan pengeringan. Kembang susut dan prinsip
pengeringan kayu. Pengeringan lama dan pengeringan buatan. Dehumidifier dan
vaccum dryer. Kelebihan dan kekurangan pengeringan buatan. Mekanisme
pengeringan kayu. Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan. Pentingnya pengeringan
kayu dan cacat pengeringan kayu. Proses pengeringan kayu. Persyaratan
kelengkapan mesin kiln dryer. Persiapan dan penyusunan kayu. Kesalahan dalam
penyusunan kayu. Perlakuan udara panas dengan klin dryer. Pemasangan probe mc
dan suhu inti kayu. Pelaksanaan perlakuan klin dryer. Pasca perlakuan klin
dryer.
Materi
selanjutnya adalah Praktek Perlakuan
Udara Panas (Air Heat Treatment)
dengan Termoblast. Sebelum melakukan
praktek peserta mendapatkan materi terkait dengan termoblast. Pada materi ini, peserta mengetahui dan
memahami : Latar belakang terciptanya termoblast. Pemindahan kalor dan definisi
termoblast. Jenis mesin termoblast dan peralatan
utama pada termoblast. Metode pengerjaan
termoblast. Tahap persiapan dan pelaksanaan perlakuan. Tahap perekaman dan
pelaporan. Pelaksanaan uji coba termoblast dan hasil uji coba. Biaya
operasional termoblast. Kesimpulan dan aplikasi lain termoblast. Air dry heat treatment di negara lain. Kombinasi termoblast dengan gelombang
elektromagnetik.
Praktek
perlakuan udara panas dengan termoblast dilakukan di ruang workshop Balai Uji
Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Adapun komoditas yang digunakan
dalam praktek ini adalah biji jagung, biji gandum, biji padi, biji kedelai. Pada
praktek ini, peserta mengoperasikan mesin termoblast sesuai dengan instruksi
kerja yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, pengakhiran, dan pelaporan.
Tahap
persiapan pada perlakuan udara panas dengan menggunakan termoblast diantaranya menyiapkan
lokasi pemanasan (chamber), thermoblast disiapkan pada posisi yang paling
bagus untuk input ataupun output dari udara yang diproduksi, LPG Regulator di
pasang pada mesin termoblast, sumber listrik di siapkan untuk thermo data
logger ataupun mesin termoblast, kabel termokopel dipasang pada titik yang dikehendaki dan untuk pengukuran suhu ruang.
Tahap
pelaksanaan perlakuan udara panas dengan menggunakan termoblast diantaranya kondisi biji diperiksa, biji di masukkan ke dalam mesin
termoblast, Moisture Content (MC) di catat, pintu chamber ditutup dengan benar,
regulator dipasang pada tabung LPG,
tombol “Turn On” dinyalakan pada kipas sirkulasi mesin maupun chamber
pada control panel, setelah itu tombol “Auto” burner diputar dan di pastikan
lampur indikator untuk burner dan fan menyala dengan baik,apabila lampu burner pada kontrol panel menyala merah
“Trouble” berarti burner belum berjalan, kembali reset tombol pada burner,
sampai lampu trouble mati, mesin
dinyalakan sampai pada suhu ruang yang dikehendaki. Tombol RH dihidupkan
apabila dikehendaki kelembaban tertentu, monitoring suhu ruang dan suhu benih thermo
data logger. Pastikan display light pada data logger menyala pada saat
dilakukan perekaman atas hasil temperature yang diinginkan, apabila suhu
benih tercapai 56 °C pada 2/3 titik
ukuran, jaga suhu tersebut jangan sampai
ada penurunan selama 30 menit.
Tahap pengakhiran perlakuan
udara panas dengan menggunakan termoblast diantaranya
tombol burner dimatikan dan kedua fan dibiarkan tetap menyala untuk mendinginkan thermoblast machine maupun ruangan chamber, suhu dalam dan
suhu luar diupayakan setara, kedua fan
dimatikan dan regulator dilepas, semua sensor suhu (TC) dilepas lalu digulung
dan ikat kembali di tempat semula, semua
peralatan kerja dikembalikan dan form peralatan kerja di isi kembali.
Tahap pelaporan
perlakuan udara panas dengan menggunakan termoblast diantaranya laporan pencapaian
suhu ditanda tangani, semua laporan disampaikan kepada ketua. Setelah perlakuan
selesai, kemudian biji di amati apakah serangga yang diberikan perlakuan udara
panas mencapai mortalitas 100%.
Kegiatan
Desiminasi Perlakuan Panas selanjutnya adalah praktek perlakuan uap panas (Vapor Heat Treatment) dan kunjungan
lapang. Praktek perlakuan uap panas dilakukan di Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan sedangkan kunjungan lapang dilakukan di PT. Bumi
Mandiri Resources. Pada praktek perlakuan uap panas Kami disambut oleh
koordinator jabatan fungsional yaitu Bapak Wayan Murdita, SP. Sebelum melakukan
praktek perlakuan uap panas kami mendapatkan penjelasan teknis terkait rearing
lalat buah.
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktek tersebut adalah mesin perlakuan uap panas,
buah mangga gedong, isolatif, pisau, mikroskop, kain kasa, pinset, dan telur lalat
buah. Sebelum perlakuan uap panas terhadap
lalat buah pada buah mangga gedong maka terdapat beberapa hal yang dipersiapkan.
Pertama
adalah menyiapkan telur lalat buah dengan cara menghitung jumlah telur lalat
buah yang diinginkan pada mikroskop kompon. Kedua adalah menyiapkan buah mangga
dengan cara menyayat kulit buah mangga menjadi bentuk persegi panjang lalu di
buka kulitnya sampai terlihat daging buah dan salah satu bagiannya tidak di
iris kemudian telur lalat buah di inokulasikan ke dalam daging buah dan kulit
mangga di tutup dengan isolatif. Ketiga adalah persiapan alat perlakuan uap
panas.
Tahap persiapan
sebelum menggunakan mesin uap panas diantaranya dipastikan listrik tersabung
dengan baik ke mesin perlakuan uap panas, volume air dipastikan di tempat
penampungan air sumur selalu penuh (volume air minimum 6 m3), temperatur air dipastikan di tangki penampungan air sumur
berkisar 20-25
oC sebelum mesin digunakan (disarankan setting dan menyalakan alat
pendingin di tangki tersebut dua hari sebelum mesin perlakuan uap panas
digunakan), semua
sensor (dry bulb, wet bulb dan fruit sensor) dipastikan sudah dikalibrasi sebelum mesin perlakuan
uap panas digunakan (membaca petunjuk kalibrasi), kartu
memori (memory card), kertas printer,
dan tinta sudah terpasang pada kontrol panel dan berfungsi dengan
baik. Lampu indikator PC card di sebelah kanan bawah control panel akan menyala, kran untuk mensuplei air ke mesin perlakuan
uap panas dipastikan terbuka dan kran pengeluaran tertutup pada saat mesin
sedang digunakan, alat penyaring air (water conductivity) untuk kebutuhan mesin perlakuan uap panas dipastikan bekerja dengan
baik (Indikatornya: nilai yang tertera pada alat water conductivity < 99,9 cu/cm3), sensor
pengontrol temperatur (dry bulb dan wet bulb) sudah terpasang pada posisi
yang benar di mesin perlakuan uap panas
(dry bulb di sebelah atas dan wet bulb di sebelah bawah), kain kasa (gauze) untuk kelembaban dipasang di
ujung sensor (wet bulb) sudah
terpasang dengan baik dan benar (kain tidak kotor, buah yang akan diuji disusun
ke dalam ruangan mesin perlakuan uap panas (susunan buah di dalam ruang mesin perlakuan
uap panas sesuai dengan jenis dan tujuan pengujian), buah untuk sensor dan
masukkan sensor ke dalam buah tersebut (jumlah buah untuk sensor sesuai dengan jenis dan tujuan pengujian), Jika
semua persiapan sudah lengkap, kemudian tutup pintu mesin perlakuan uap panas
dengan rapat. Mesin perlakuan uap panas siap untuk dioperasikan. Tahap pengoperasikan
mesin uap panas diantaranya geser tombol BREAKER ke posisi ON ---Ã
monitor akan menyala, Pilih jenis program yang akan digunakan: FIX
MODE atau PROGRAM MODE (tergantung jenis dan tujuan
pengujian). Jika menggunakan: FIX MODE
lakukan langkah berikut: Tekan tombol MENU ---Ã
pilih MODE SET, Pada MODE SET pilih: OPERATION:FIX COUNT,
EXECUTION: RUN, KEY LOCK:FREE, selanjutnya tekan NEXT. Pada POWER DOWN : pilih STOP, Tekan MENU
---Ã
kemudian tekan MONITOR ---Ã di monitor akan muncul MENU FIX COUNT ---Ã
kemudian lakukan seting data fix
(Setting Fixed Data Values). Setting Fixed Data Values (temperatur dan kelembaban): Tekan SET yang
muncul di sebelah kanan bawah monitor, Ganti nilai TEMPERATUR dengan cara
memindahkan cursor ke posisi TEMP dan input nilai yang diinginkan (contoh nilai
TEMP: 48.0 oC), Ganti nilai
KELEMBABAN dengan cara memindahkan cursor ke posisi HUMI dan input nilai yang
diinginkan (contoh nilai HUMI: 95 %RH) kemudian tekan enter, di monitor akan
muncul nilai TEMPERATUR dan HUMIDITY (PV
= Present value dan SV = Setting Value), Jika pengaturan (setting) FIX MODE sudah selesai dan lengkap, proses selanjutnya
adalah ke langkah No.3). Jika
menggunakan: PROGRAM MODE lakukan langkah berikut: Tekan tombol MENU dan ---Ã pilih
MODE SET, Pada MODE SET pilih: OPERATION:PROGRAM, EXECUTION :RUN, KEY
LOCK:FREE, selanjutnya tekan NEXT, Pada POWER DOWN : pilih STOP, Tekan MENU ---Ã pada monitor akan muncul MENU --Ã pilih PROGRAM, Pada monitor
muncul MENU PATT NO. --Ã pilih
EXECUTE PATT NO, Input angka pada PATT NO. 25 dengan cara menggerakkan cursor kearah PATT
NO. angka yang akan diinput sesuai
dengan keinginan (contoh PATT NO. 25), enter Kemudian tekan PROGRAM PATTERN
SET: Pada monitor akan muncul
Menu PATTERN SET PATT NO. 25 ---Ã Tekan LOCK ---Ã kemudian tekan SET yang muncul di
sebelah kiri bawah monitor, Selanjutnya di monitor muncul MENU STEP SET PATT
NO.25 6STEP (sesuai dengan contoh program yang akan diaplikasikan),
Input nilai TEMP, HUMI dan TIME mulai
dari step 0~5 (sesuai dengan contoh program) dengan cara:, Tekan enter ----Ã
input nilai TEMP, HUMI dan TIME dengan menggerakkan cursor ketempat yang
akan diinput nilai (sebagai contoh program PATT NO.25): Setelah semua step di
input nilai, --Ã
kemudian diakhiri dengan END Contoh aplikasi PROGRAM MODE : Untuk melihat hasil
aplikasi PROGRAM MODE di layar monitor
----Ã tekan
MENU dan pilih GRAPHICS, Jika pengaturan (setting)
untuk PROGRAM MODE sudah selesai dan lengkap, proses selanjutnya adalah ke langkah No.3). Setting waktu untuk DATA
INT., LOGGING dan PC CARD (pengaturan
waktu start dan interval waktu sesuai dengan keinginan) dengan cara: Tekan
tombol MENU pada control panel ---Ã di monitor pada control panel akan
muncul item yang akan diseting. Setting DATA INT: Arahkan cursor ke
kolom DATA INT ---Ã
enter, Atur waktu (waktu start dan
interval waktu) sesuai dengan keinginan ---Ã kemudian tekan SET dan ---Ã enter. Setting LOGGING : Arahkan
cursor ke kolom LOGGING ----Ã enter, Atur waktu (waktu start san interval waktu) sesuai
dengan keinginan ---Ã
kemudian tekan SET dan ---Ã
enter. Setting PC CARD: Arahkan cursor ke kolom PC CARD ----Ã enter, Pilih data WR --Ã enter, Atur waktu (waktu start san interval waktu) sesuai
dengan keinginan ---Ã
kemudian tekan SET dan ---Ã
enter. Jika setting DATA INT., LOGGING
dan PC CARD sudah selesai kembali
ke MENU dengan cara menekan tombol ESC 2 kali --Ã di monitor muncul data sensor. Perekaman
data LOGGING dan PC CARD (recording): Perekaman data untuk LOGGING
(Hard copy): Tekan tombol RECORD
-----Ã Enter
(di monitor kiri atas pada control panel akan muncul Logging ON dan inddikator record di kanan
bawah control panel juga ON, berarti
proses perekaman berjalan dengan baik. Perekaman data untuk PC CARD (Soft copy):
Tekan tombol SHIFF + RECORD secara
bersamaan ---Ã
Enter (Dimonitor kiri atas pada control panel akan muncul R berarti proses perekaman berjalan dengan
baik). Jika semua langkah pekerjaan selesai (mulai dari persiapan hingga
setting program) mesin siap untuk dinyalakan..Nyalakan mesin dengan cara -----Ã menekan tombol RUN (berwarna hijau)
secara manual. Tunggu sampai proses treatment dengan VHT selesai (tergantung
jenis dan tujuan pengujian). Matikan mesin setelah proses treatment dengan VHT
selesai dengan cara --Ã
menekan tombol STOP (berwarna merah). Setelah mesin dimatikan lakukan proses
WATER COOLING --Ã dengan posisi tombol MODE : di
manual, posisi FAN di ON
atau OFF dan SHOWER : di manual (proses ini tergantung kebutuhan) ---Ã kemudian matikan shower cooling
dengan memindahkan tombol SHOWER ke OF. Kemudian lakukan AIR COOLING ----Ã dengan posisi tombol MODE di manual,
tombol FAN di ON dan tombol SHOWER di OFF ---Ã kemudian matikan air cooling dengan
memindahkan tombol FAN ke OF. Keluarkan buah uji dari mesin VHT (tergantung
jenis dan tujuan pengujian). Setelah proses VHT selesai stop perekaman data
dengan cara: Tekan RECORD ---Ã tekan enter ---Ã untuk Logging (hard copy), Tekan
SHIFF + RECORD secara bersamaan --Ã tekan enter --Ã untuk Memori card, Keluarkan memory
card dan ambil data print untuk dianalisa lebih lanjut.
Praktek
perlakuan uap panas selesai dilakukan maka kami melanjutkan perjalanan ke PT.
Bumi Mandiri Resources. PT. Bumi Mandiri Resources ini terletak di Jl. Raya Kopel, Kampung Kelapa Nunggal, RT 27/07 Desa Gintung Kerta,
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat 41371. PT. Bumi
Mandiri Resources adalah perusahaan jasa kemasan kayu yang terpercaya dan
terbaik dengan reputasi internasional. Mempunyai misi menyelenggarakan usaha
jasa kemasan kayu yang terpercaya melalui inovasi dan keunggulan operasional
berdasarkan Sistem Manajemen Mutu Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pelayanan
Prima. PT. Bumi Mandiri Resources adalah salah satu pihak
ketiga yang diberi kewenangan oleh Badan Karantina Pertanian berupa perlakuan heat treatment terhadap kemasan kayu.
PT. Bumi Mandiri Resources telah terakreditasi oleh Badan Karantina Pertanian
dengan nomor registrasi ID 112.
Sesampainya
kami di sana di sambut oleh tim dari PT. Bumi
Mandiri Resources. Kemudian kami langsung dibimbing untuk melihat tahapan dalam
perlakuan udara panas dengan menggunakan klin dryer. Tahapan di awali dengan
penerimaan order dari pelanggan dilanjutkan dengan pembelian bahan baku kayu
dan bahan pendukung. Pada kayu yang datang dari supplier diterima di area
penerimaan, kemudian dilakukan pemeriksaan dokumen legalitas, seperti faktur,
surat legalitas dan surat jalan sebagai identitas kayu. Jika dokumen legalitasnya
ada maka dilakukan penurunan bahan baku kayu dari atas kendaraan tapi jika
dokumen legalitas tidak ada maka bahan baku kayu dikembalikan ke supplier. Kayu
yang digunakan sebagai bahan baku di pasok dari Ciamis, Banyumas, Madiun, dan Surabaya. Jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku,
yaitu kayu nangka, sengon tekik, mangga, rambutan, durian, waru, mahoni,
kecapi, jabon, sono keling, dammar, dan trembesi.
Setelah
bahan baku diturunkan dari atas kendaraan maka di lakukan spraying pertama. Bahan
baku kayu yang telah di spraying kemudian di periksa oleh tim Quality Control untuk melihat kesesuaian
standar kualitas bahan baku kayu. Apabila sesuai maka dilanjutkan dengan proses
sticking akan tetapi bila tidak sesuai seperti masih adanya kulit kayu,
kotoran tanah, dan jamur maka di lakukan pembersihan kemudian di periksa
kembali oleh tim Quality Control dan
jika sudah sesuai maka di lanjutkan proses sticking
dan bila tidak sesuai maka tergolong kayu afkir. Bahan baku kayu yang terdapat lubang
serangga, busuk atau lapuk, dan pecah maka tergolong kayu afkir pula. Sedangkan
apabila jenis kayu dan dimensinya berbeda maka akan dikembalikan ke supplier.
Bahan baku
kayu yang tidak sesuai akan di tempatkan di area reject raw material sampai batas waktu dua minggu, setelah dua
minggu dikembalikan kepada supplier.
Hal ini di lakukan karena bahan baku kayu tersebut tidak memenuhi persyaratan
standar kualitas bahan baku. Perlakuan spraying
juga dilakukan di area reject raw
material, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya infestasi Organisme Pengganggu
Tumbuhan yang terbawa dari daerah asal. Bahan kimia yang dipakai adalah alfametrin 15 g/l.
Bahan baku
yang sesuai dilanjutkan dengan proses sticking.
Proses sticking di lakukan di area sticking.
Area sticking adalah area yang
digunakan untuk menempatkan bahan kayu yang akan dipakai untuk sticking/pengaturan. Jenis kayu yang
digunakan untuk sticking adalah
merbau, karena kayu merbau ini sangat kuat sehingga dapat digunakan untuk
beberapa kali sticking. Selain kayu
merbau digunakan juga kayu rimba campur, namun kualitasnya tidak sebaik kayu
merbau. Untuk mempermudah sticking,
kayu sticking dikelompokkan dengan
cara memberi warna pada ujung kayu sticking
dan terbagi menjadi tiga, yaitu: biru (untuk sticking yang masih dipakai), merah (untuk sticking yang sudah afkir), ungu (untuk sticking dari bahan rimba campur). Fungsi sticking adalah membantu menurunkan kadar air agar rongga kayu bisa
bersirkulasi sehingga udara panas merata. Setelah bahan baku di sticking maka proses selanjutnya adalah
perlakuan spraying dengan menggunakan
alfametrin 15 g/l untuk pencegahan reinfestasi OPT.
Selain area sticking, terdapat pula area
chain saw yaitu
area atau tempat untuk membelah atau memotong bahan kayu yang akan digunakan sehingga
diperoleh ukuran yang sesuai seperti yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah
proses pengeringan dan pemanasan kayu dalam Klin
Dry (KD). Proses ini dilakukan di
dalam chamber. Chamber merupakan bangunan atau kamar khusus yang digunakan
untuk mengeringkan kayu atau produk kayu.
PT. Bumi Mandiri Resources memiliki empat klin dry.
Dua buah klin dry skala 50 m3 dan dua buah klin dry dengan
skala 100 m3.
Agar memenuhi
standarisasi karantina, klin dry harus dilengkapi dengan beberapa persyaratan
sebagai berikut : pintu aluminium yang dapat menahan panas dan mudah untuk dibuka
atau ditutup, cup ceiling/langit-langit
juga terbuat dari galvanish yang tidak mudah berkarat, karena cup ceiling berfungsi untuk menyearahkan
panas agar merata kedepan dan kebelakang, blower yang diletakkan di atas cup ceiling fungsinya untuk mensirkulasi
udara panas dalam ruangan secara merata dan cepat selama berlangsungnya
pemanasan. Arah putaran blower harus dapat diatur sedemikian rupa secara
otomatis sehingga pada waktu tertentu dapat berubah arahnya, dumper yang berfungsi sebagai ventilasi
pembuangan udara setelah proses kiln drying selesai, pipeing adalah pipa-pipa yang berukuran sedang yang berfungi untuk
mengirim panas ke dalam chamber, spraying
berupa pipa-pipa kecil yang berfungsi untuk menyemprot butiran air ke dalam
chamber yang berisi kayu/komoditas yang berfungsi mengatur kelembaban komoditas
sehingga komoditas tidak rusak selama proses kiln drying, pintu kontrol
berfungsi untuk mengontrol kegiatan di dalam klin dry sehingga jika ada
kerusakan akan segera dapat diketahui, alat ukur dry bulb (bola kering) dan wet
bulb (bola basah) atau higrometer untuk mengatur kelembaban relatif di dalam ruang klin dry, alat ukur kadar air dalam kayu moisture contain meter (MC meter) yang harus dapat membaca kadar
air kayu dalam kisaran 5 – 100 % dengan jarum elektroda yang dapat mencapai
bagian inti kayu, alat ukur sensor dan termokopel adalah alat pengukur suhu
kayu sampai ke inti kayu selama proses klin dry, termokopel memiliki sensor
yang dapat mengukur suhu inti kayu. Perlakuan
panas dapat dimulai apabila ketiga proebe/sensor yang mengukur suhu inti kayu
telah menunjukkan suhu 56 0C, heating
vulve (katup penahan panas) harus dapat di kontrol membuka dan menutup
untuk menjaga dan mempertahankan suhu dalam ruangan, panel kontrol merupakan
pengendali dan memonitor jalannya proses pemanasan pada ruangan, panel kontrol
harus dapat menunjukkan hasil pembacaan secara jelas dan akurat, boiler
berfungsi menghasilkan panas yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
Setelah
memenuhi persyaratan maka dilakukan pemeriksaan alat diantaranya memeriksa
peralatan dan kondisi dalam ruangan klin
dry, memeriksa putaran blower harus searah, memeriksa nozzle spraying tidak
boleh buntu, hasil spraying harus
mengkabut, memeriksa kontrol air weet
bulb tidak boleh bocor, kasa harus tercelup air, dan memeriksa kebersihan
lantai, dinding dan atap ruangan klin dry.
Selanjutnya dilakukan penempatan kayu dalam ruangan klin dry hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kemasan kayu yang
akan diberi perlakuan panas telah melalui proses pemeriksaan bahan kayu dan
telah di spraying. Kayu disusun lima
kolom, lima baris, tiga rak pertumpukan, dengan stick yang searah dengan
arah angin dari klin dry dengan jarak
maksimal 20 cm antar tumpukan, tumpukan dengan dinding, tumpukan dengan celling
dan tumpukan dengan lantai sehingga panas dapat bersirkulasi dengan efektif
(kapasitas maksimum klin dry = 50 m3).
Pemasangan sensor suhu inti kayu
(probe), sebagai berikut : 3 (tiga) buah kayu dipilih yang memiliki ketebalan
paling besar, bebas mata kayu, retak, gubai dan lubang, diberi bor pada setiap
kayu dengan arah tegak lurus arah serat kayu dengan menggunakan alat bor (mata
bor sesuai diameter probe, jangan melebihi diameter probe) dengan kedalaman
mencapai titik tengah tebal kayu, probe dimasukkan pada lubang tersebut dengan
tepat, kuat dan tanpa celah, probe dipastikan telah terpasang dengan benar pada
ketiga buah kayu, diletakkan secara hati-hati agar kabel termokopel tidak
terlepas pada tumpukan kayu baris pertama, kedua dan ketiga terpasang secara
diagonal. Sensor dry bulb dan wet bulb dipasang, sebagai berikut : sensor
dry bulb dan wet bulb harus dipasang pada dinding yang jauh dari sumber panas. Sensor
wet bulb harus dibungkus dengan kain
kasa yang bagian ujungnya dihubungkan dengan air. Untuk mempertahankan
kelembaban kain kasa maka posisi sensor harus dipasang horisontal dengan jarak
antara permukaan air dengan probe maksimal 3 cm.
Pemasangan sensor kadar air, sebagai
berikut : sensor kadar air kayu dipasang pada sisi atas dari kayu yang telah di
pasang probe. Pemasangan sensor sebaiknya mencapai titik tengah diameter kayu,
dengan jarak antar sensor maksimal 3 cm. Setelah
pemasangan semua alat sensor dilakukan, maka pastikan pintu klin dry tertutup rapat dan memastikan
tidak ada celah yang dapat mengakibatkan keluarnya panas saat perlakuan.
Panel kontrol dinyalakan sebagai
pengendali buka tutupnya damper/valve. Kemudian dicatat penunjukkan suhu inti
kayu awal dan kadar air kayu awal (sebelum dilakukan pemanasan pada formulir klin dry report). Proses perlakuan panas
dengan klin dryer, sebagai berikut : semua heating vulve diperiksa apakah
berfungsi dengan baik, bahan bakar dimasukkan (sisa potongan kayu) ke dalam
tungku pemanas, semprot dengan minyak tanah. Api dinyalakan kemudian menutup
kembali pintu pemanas, panel power dihidupkan sampai 70 oC dengan
memposisikan spray pump auto,
memposisikan sirkulasi pump auto, memposisikan silenoid pump auto, dan
memposisikan expansion pump auto.
Mesin kiln dry dihidupkan, sebagai
berikut : tombol emergency diputar stop
ke arah kanan, dry bulb dan wett bulb disetting ruangan pada panel
kontrol posisi awal sebelum dilakukan pemanasan, selisihnya tidak boleh lebih
dari 2 oC. Selanjutnya jadwal pengeringan diatur dengan menekan
tombol panah p atau q, damper operation diposisikan pada
kondisi “AUTO”, spray operation diposisikan pada kondisi “MANUAL”. spray
operation hanya digunakan apabila kadar air (MC) pada kayu kurang dari 60 %, Axial
FD Fan Operation diposisikan pada posisi “ON”.
Pemanasan awal, sebagai berikut : pemanasan
awal dihitung pada saat dry bulb dan wett bulb telah tercapai, pada proses pemanasan
awal semua pada posisi AUTO selama 10 jam untuk papan atau 20 jam untuk balok,
kecuali spraying 4 jam, pengamatan suhu ruangan dilakukan setiap 1 (satu) jam
sekali. Pengamatan kadar air dilakukan setiap 2 (dua) jam sekali dan dicatat
pada formulir klin dry report, proses
heating spraying harus dijalankan pada posisi AUTO berakhir setelah 4 jam.
Proses pengeringan, sebagai berikut : setelah
pemanasan awal/heating up tercapai
maka dry bulb dan wett bulb di setting pada kolom kedua, selama
pengamatan suhu inti kayu pada saat tercapai suhu inti kayu 56 oC
selama 30 menit dan dicatat dalam laporan suhu inti kayu, pengamatan suhu inti
kayu, selama 30 menit tersebut maka suhu inti kayu pada semua titik sensor suhu
tidak boleh mengalami penurunan, apabila terjadi penurunan maka penghitungan
diulang kembali, setelah proses perlskusn panas terlaksana, maka dilanjutkan
dengan proses pengeringan kayu hingga kadar air kayu dibawah 20 %. Kadar air
kayu pada akhir proses pengeringan diukur dengan MC meter.
Proses cooling down, sebagai berikut : penurunan suhu di dalam chamber
sampai pada suhu normal ruangan secara perlahan-lahan, proses cooling down berlangsung selama 2 – 3
jam, setelah suhu ruangan tercapai pintu klin dry dibuka secara perlahan-lahan,
pintu klin dry di buka secara bertahap per 30 menit diangkat/dibuka setinggi 1
meter.
Proses conditioning, sebagai berikut : setelah proses cooling down selesai, dilakukan proses conditioning dengan menempelkan kertas FIFO ke komoditas kayu yang
telah diberi perlakuan panas, kertas FIFO berfungsi untuk mengklasifikasikan
kemasan kayu dan juga untuk memberikan keterangan tentang identitas kayu
tersebut, setelah dilakukan proses pengeringan dan pemanasan kayu dalam klin dry,
kemudian di lakukan monitoring suhu inti kayu dan kadar air kayu, suhu inti
kayu harus mencapai 56 0C.
Pasca perlakuan di lakukan monitoring
untuk mengetahui area output klin dry masih terdapat bahan baku kayu yang belum
mendapatkan perlakuan panas, maka operator klin dry harus memastikan bahan baku
kayu telah dispraying, menutup bahan baku kayu dengan menggunakan terpal secara
rapi, dan mempersiapkan alat penutup/sungkup bahan output klin dry. Selanjutnya
Operator klin dry harus melakukan pembersihan lantai di area output klin dry,
sehingga terbebas dari kotoran dan genangan air.
Output dari KD, sebagai berikut : lepas
kertas FIFO sebelumnya dan tempelkan kertas FIFO baru pada output klin dry,
pastikan warna kertas FIFO sesuai dengan minggu berjalan, pada saat bahan kayu
output klin dry dikeluarkan dari chamber, dan akan dipindahkan ke area bahan
siap proses dengan menggunakan forklift,
maka operator klin dry harus melakukan penutupan/sungkup terhadap bahan output klin
dry secara rapi, penutupan/sungkup bahan output klin dry bertujuan untuk
mencegah reinfestasi OPT selama bahan output klin dry dipindahkan ke area bahan
siap proses yang melalui area terbuka, selama proses pembongkaran bahan output klin
dry, maka operator klin dry harus selalu memperhatikan kebersihan area output klin
dry.
Penyelesaian proses klin dry, sebagai
berikut : setelah proses pembongkaran
output klin dry selesai dilaksanakan, maka operator klin dry harus
memastikan alat penutup/sungkup tersimpan secara rapi pada tempat yang telah
disediakan, pemeliharaan gudang dilakukan dengan memberi perlakuan spraying
untuk mencegah reinfestasi OPT, penerbitan sertifikat perlakuan panas. Proses
pembuatan komponen kemasan kayu dimulai dengan pemeriksaan produk yang meliputi
kehalusan, lubang serangga, kulit kayu, pecah, mata kayu mati. Jika semua
komponen tersebut telah sesuai maka langsung dapat di jadikan bahan siap
rakit dan dapat di lakukan proses
perakitan kemasan kayu. Akan tetapi jika kehalusan kayu kurang maka bisa di
planner ulang. Jika terdapat lubang serangga maka dapat di dempul. Jika masih
ada kulit kayu maka di lakukan pembersihan. Jika kayu pecah dan mata kayu mati
maka dapat di dempul. Apabila semuanya telah sesuai maka dapat di jadikan bahan
siap rakit dan dapat dilakukan proses perakitan kemasan kayu tapi apabila tidak
sesuai maka di masukkan dalam komponen afkir. Perakitan kemasan kayu telah
selesai maka dilakukan proses make up (finishing).
Setelah kemasan kayu telah selesai
terbentuk maka di lakukan pemeriksaan produk dengan melihat bentuk dan dimensi
serta kerapihan hasil finishing. Apabila bentuk dan dimensinya tidak sesuai
maka di bongkar. Apabila kerapihan hasil finishing tidak sesuai maka dilakukan
finishing ulang dan apabila sesuai maka di lanjutkan dengan proses pelabelan
identifikasi produk.
Selanjutnya proses marking ISPM#15.
Simbol yang terdapat pada marka terdiri dari : Kode Negara (XX) adalah
kode yang digunakan pada marka adalah
kode negara yang telah diakui oleh ISPM#15 yaitu kode dari Organisasi Standar
Internasional (ISO). Kode Provider (000) adalah kode dari provider perkaluan.
Kode provider ini adalah khas yang diberikan oleh NPPO di setiap negara
terhadap provider perlakuan yang telah teregistrasi oleh NPPO di masing masing
negara. Kode Perlakuan (YY) adalah kode yang diberikan pada kemasan kayu
setelah dilakukan perlakuan. Kode ini bisa berupa perlakuan panas, dan perlakuan
fumigasi dengan metil bromida. Kode Debarking (DB) adalah kode yang diberikan setelah kayu terbebas
dari kulitnya.
Setelah di beri marka maka dilakukan
penyimpanan kemasan kayu berlogo hal ini dilakukan untuk pengendalian bahan dan
barang jadi. Selanjutnya di lakukan pemeriksaan kendaraan angkut untuk mencegah
reinfestasi organisme pengganggu tumbuhan dan memeriksa alat angkut agar
memenuhi standar sebagai alat angkut pallet. Kemudian pengiriman kemasan kayu
berlogo ke pelanggan. Apabila setelah dikirim ternyata tidak sesuai seperti
kemasan kayu rusak maka dilakukan penghapusan logo kemudian dilakukan
pemusnahan kemasan kayu rusak dan dilakukan pencatatan kemasan kayu rusak. Akan
tetapi bila sudah sesuai maka kemasan kayu siap diserahkan kepada pelanggan.
PT. Bumi Mandiri Resources juga melayani
permintaan EPAL (Europeaan Pallet), yaitu palet dengan standar eropa, yang
telah diregistrasi secara internasional. Proses produksi dilakukan dengan
memperhatikan standar kerataan papan, hasil planner, pores penembakan paku.
Setelah palet di buat dan terlihat rapi, maka dilakukan proses dropping test. Proses dropping
test dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pembuatan palet tersebut.
Setelah proses produksi selesai maka kemasan kayu disimpan diruang yang
tertutup agar tidak terjadi reinfestasi.
Materi dengan tema Perlakuan Air Panas
(Hot Water Treatment) dengan judul Hot Water Treatment pada Produk
Pertanian disampaikan oleh Staf Dosen
Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjajaran yaitu Bapak Robi
Andoyo, PhD. Pada materi ini peserta mengetahui dan memahami : Latar belakang
meningkatnya produk pertanian. Pentingnya umur simpan dan penyakit pascapanen. Pencegahan
dengan perlakuan kimia dan fisik. Prinsip perlakuan air panas. Tipe dan jumlah
mikroorganisme. Efek pemanasan dan lethal rate. Varietas/tingkat kematangan
komoditas. Proses yang berhubungan dengan tingkat kematangan. Varietas versus
komposisi. Karakteristik thermal dan proses perpindahan panas. Ukuran komoditas
dan proses perpindahan panas spade objek terendam. Instrument perlakuan air
panas. Presfektif perlakuan karantina komoditas pertanian.
Praktek Perlakuan Air Panas dibantu
oleh asisten dari Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian yaitu
Ibu Kresnamurti Tri Kurniasih, M.Si. Sebelum melakukan praktek disampaikan
materi sehingga peserta mengetahui dan memahami : Definisi perlakuan air panas.
Kelebihan dan kekurangan perlakuan air panas. Penggunaan perlakuan air panas
untuk buah dan benih. Standar teknis perlakuan air panas Badan Karantina
Pertanian. Persyaratan fasilitas perlakuan dan perawatan fasilitas. Uji terap Hot Water Treatment as Alternative Treatment for Bactrocera
papayae and Colletotrichum gloeosporioides on Manggo. Uji
terap Disinfestation of Bactrocera cucurbitae on
Muskmelon by Hot Water Treatment. Uji terap Hot Water &
Bactericide Treatment to Eliminate Bacteria Burkholderia
glumae on Rice Seed.
Praktek
perlakuan air panas secara invitro dilakukan di laboratorium Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian sedangkan skala lapang di
lakukan di gedung Workshop Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina
Pertanian. Perlakuan air panas secara invitro dengan bakteri target adalah Burkholderia
glumae penyebab busuk malai pada
tanaman padi. Prosedur perlakuan air
panas secara invitro diantaranya membuat
media Spesific agar for Pseudomonas
Glumae (SPG), mengisolasi bakteri Burkholderia glumae,
setelah isolate bakteri diberikan perlakuan selanjutnya isolate tersebut di
tanam di media Spesific agar for
Pseudomonas Glumae. Perlakuan air panas skala lapang dilakukan pada bak
air panas ukuran 120 cm x 100 cm x 80 cm dengan daya pemanas sebesar 6000 W. Adapun prosedur perlakuan air
panas skala lapang diantaranya grading dan sorting komoditas (ukuran buah),
pencucian buah, pemanasan air perlakuan sampai satu derajat di atas suhu
perlakuan, masukkan komoditas setelah suhu tercapai, pengukuran suhu inti buah,
kalau suhu perlakuan sudah tercapai pada inti buah maka buah di angkat dan
lakukan pendinginan dengan air, pendinginan dilakukan sampai suhu buah kembali
seperti suhu awal, angkat dan ditiriskan.
Materi dengan tema Kajian Teknis Dielectric Heating Treatment dengan
judul Pemanasan Dielektrik oleh Staf
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor yaitu Bapak Leopold
O.N. Pada materi ini peserta mengetahui dan memahami : Definisi pemanasan
dielektrik dan microwave. Spectrum elektomagnetik. Frekuensi dielektrik dan
microwave untuk industri, ilmiah dan kesehatan. Mekanisme pemanasan. Konduksi
ionic dan rotasi bipolar. Sifat material terhadap gelombang elektomagnetik. Faktor-faktor
yang menentukan e’ , tan d dan e”. Kedalaman penetrasi. Peralatan
sistem microwave/dielektrik. Sumber frekuensi tinggi untuk dielekrik heating. Keunggulan
pemanasan microwave/dielektrik. Panduan untuk memilih microwave/dielektrik. Pemanasan
dengan frekuensi radio. Aplikasi pemanasan dielektrik untuk eliminasi serangga.
Materi dengan tema Dielectric
Heating dan Solar Treatment
sebagai Perlakuan Alternatif Karantina dalam Pengendalian OPTK dengan judul Potensi
Dilectric Heating dan Perlakuan Solar
sebagai Perlakuan Karantina terhadap Benih dan Biji-bijian disampaikan oleh Dr.
Ir. Ummu Salamah Rustiani, M.Si dari Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan
Hayati Nabatai, Badan Karantina Pertanian. Pada materi Perlakuan Dielectric Heating peserta mengetahui
dan memahami : Latar belakang analisa resiko organisme pengganggu tumbuhan. Manajemen
resiko dan perlakuan karantina. Tujuan penggunaan perlakuan dielectric heating. Performa dielectric heating. Kisaran gelombang
radio pada dielectic heating. Mekanisme
dielectric heating. Pengaruh dielectric heating terhadap OPT/K benih.
Respon organisme terhadap perlakuan dielectric
heating. Pengaruh dielectric heating
terhadap vigor benih. Keunggulan dielectric
heating sebagai perlakuan benih. Perlakuan dielectric heating terhadap jagung dan gandum.
Pada
materi Perlakuan Solar peserta mengetahui dan memahami definisi solarisasi,
sejarah solarisasi, prinsip kerja perlakuan panas, aplikasi perlakuan
solarisasi, potensi sebagai perlakuan karantina, contoh teknologi solar cell
untuk menampung energy solar.
Setelah
pemberian materi, selanjutnya dilakukan diskusi perkelompok untuk mengetahui
potensi solarisasi sebagai perlakuan karantina, dengan hasil sebagai berikut:
§
Saat ini belum bisa digunakan sebagai perlakuan karantina
karena belum ada teknologi yang memadai untuk aplikasinya.
§
Periode mendatang bisa dilakukan jika ada teknologi solar cell
yang dapat dimanfaatkan dan efektif sebagai perlakuan karantina.
§
Perlu kajian lebih
lanjut dalam penerapan energi
matahari untuk eliminasi OPT/K.
Materi
Dokumentasi dan Pencegahan Reinfestasi OPT disampaikan oleh staf dosen Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor yaitu Bapak Dr. Ir. Idham Sakti Harahap,
M.Sc dan Bapak Ir. Turhadi Noerachman, M.Si dari Pusat Karantina Tumbuhan dan
Keamanan Hayati Badan Karantina Pertanian. Pada materi ini, peserta mengetahui dan memahami : Idefinisi
dan tujuan dokumentasi. Hal-hal yang perlu didokumentasikan. Dokumen yang harus
tersedia. Contoh seritikat perlakuan panas. Perawatan/kalibrasi peralatan. Pengertian
infestasi dan reinfestasi. Perlakuan disinfestasi organisme pengganggu tumbuhan
pada bahan/komoditas/produk. Residual treatment dan sumber-sumber reinfestasi organisme
pengganggu tumbuhan. Tingkat toleransi fase hidup serangga terhadap berbagai perlakuan
kimiawi dan non kimiawi. Pencegahan terjadinya reinfestasi. Sanitasi lingkungan
sebelum perlakuan dapat mencegah terjadinya infestasi silang. Eleminasi sumber-sumber infestasi sebelum
perlakuan. Penggunaan inert dust dan ekslusi
organisme pengganggu tumbuhan. Bahan-bahan pengenas yang tahan terhadap
serangan serangga.
Comments
Post a Comment