Sekilas Deskripsi OPT/OPTK
Salbiah
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
·
Tilletia indica
Klasifikasi
:
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Fungi
Filum: Basidiomycota
Subfilum: Ustilaginomycotina
Kelas: Ustilaginomycetes
Subkelas: Exobasidiomycetidae
Ordo: Tilletiales
Famili: Tilletiaceae
Genus: Tilletia
Spesies: Tilletia indica
Teliospora
berwarna gelap kemerahan hingga warna tembaga atau kecokelatan hingga cokelat
tua. Beberapa spora biasanya berwarna hitam agak kusam, berbentuk membulat
hingga setengah bola, biasanya memiliki fragmen miselia, berdimeter 24-47 µm.
Sel steril berada bersama teliospora pada sorus. Bentuk sel steril bervariasi,
mulai dari bulat, setengah bola, hingga lacrymiform, berwarna cokelat
kekuningan, berukuran lebar 10-28 µm dan panjang 48 µm, memiliki struktur
tangkai yang berkembang dengan baik, dinding selnya memiliki ketebalan lebih
dari 7 µm. Sporidia primer biasanya berukuran 64-79 x 1,5-2 µm; sedangkan
sporidia sekunder biasanya berukuran 12-13 x 2 µm.
·
Myrothecium roridum
Klasifikasi :
Kerajaan:
Fungi
Filum:
Ascomycota
Kelas:
Sordariomycetes
Ordo:
Hypocreales
Famili:
Incertae sedis
Genus:
Myrothecium
Spesies:
Myrothecium roridum
Sporodokia seperti bantal. Massa konidia
basah. Konidia berukuran 4,5-7 (-11) m ×
1,5-2,5 um, berbentuk silinder,
berakhir bulat, tidak bersekat, berdinding
halus, berwarna hialin
pucat sampai berwarna
kuning langsat, massa
konidia berwarna kehijauan.
Parasit atau saprofit.
·
Alternaria padwickii
Klasifikasi :
Kerajaan:
Fungi
Filum:
Ascomycota
Genus:
Alternaria
Spesies:
Alternaria padwickii (Ganguly) M.B.
Ellis
Koloni effuse, tipis.
Miselium sebagian dangkal, sebagian tenggelam. Sklerotiumnya berbentuk sperikal
atau subsperikal, hitam, dengan dinding retikular, berukuran 50-200 m.
Konidiofor panjangnya 180 m, lebar 3-4
m, lebih lebar di bagian atas sekitar 5-6 m. Konidia lurus atau melengkung,
fusiform untuk obclavate dan seperti berparuh, paruh setidaknya setengah dan
sering lebih dari setengah panjang konidium, warna hialin pada bagian pertama,
kemudian berwarna coklat keemasan, halus, sering echinulate hanya dekat bekas
luka , panjang 95-170 (av. 130) µm, 11-20 (av. 15,7) µm, 1,5-5 (av. 2,7) µm
lebar di tengah, dengan septa melintang (3-) 4 (-5) dalam tubuh konidium dan
sering 1 atau lebih septa di paruh, kadang-kadang mengerut di septa. Koloni
pada potato dextrose agar tumbuh dengan baik, membentuk koloni keabu-abuan,
merah muda atau ungu secara terbalik,
bersporulasi bebas, terutama jika saat terkena sinar Ultra Violet; sklerotiumnya
hitam kecil dengan dinding retikular sangat jelas.
·
Cladosporium herbarum
Klasifikasi
:
Kerajaan: Fungi
Filum: Ascomycota
Genus: Cladosporium
Produksi konidiofor lebih baik dalam lingkungan yang lembab
daripada di tempat yang kering satu. C.
herbarum mampu berkembang di berbagai pH dengan pertumbuhan optimum pada pH
6. Namun, pertumbuhannya lemah dalam larutan NH4. Spesies ini mampu
berkembang dan bersporulasi dalam kondisi anoxic (tingkat oksigen 0.25%). Koloni
berbentuk bubuk, berwarna hijau gelap dengan tepi hitam. konidiofor panjangnya
250 um dan lebar 5 um; berbentuk bulat pada titik-titik persimpangan rantai
konidia. Konidia elips berbentuk silinder.
·
Pyricularia oryzae
Klasifikasi
:
Kerajaan: Fungi
Filum: Ascomycota
Genus: Pyricularia
Spesies: Pyricularia
oryzae (Sacc.)
Mempunyai
konidiofora bersekat-sekat, jarang bercabang, berwarna kelabu, membentuk
konidium pada ujungnya. Konidium berbentuk buah alpokat, bersel tiga, hialin, 1
– 20 konidia per konidiofora. Terdapat banyak (lebih dari 260) ras fisiologi
yang berbeda virulensinya dan mudah bermutasi yang menyebabkan tahan terhadap
fungisida. Patogen ini mengeluarkan beberapa jenis toksin (misalnya picolinic
acid, pyricularin, pyriculol, tenuazonic acid) yang mematikan sel tanaman
sehingga termasuk patogen non abligat.
·
Aspergillus niger
Klasifikasi
:
Domain: Eukaryota
Kingdom: Fungi
Filum: Ascomycota
Subfilum: Pezizomycotina
Kelas: Eurotiomycetes
Subkelas: Eurotiomycetidae
Ordo: Eurotiales
Famili: Trichocomaceae
Genus: Aspergillus
Spesies: Aspergillus niger
Koloni
A. niger yang dikulturan pada agar
Czapek dicirikan dengan warna konidia yang hitam. Kepala konidia berbentuk
bulat (diameter 500-600 μm). Konidiospora bersifat hialin, berfilamen, hifa
septat dan menjadi lebih berwarna ke arah vesikel. Vesikel berbentuk bulat,
berdiameter 75 μm. Miselium basal berwarna putih, agak kompak. Sebagian besar
permukaan ditutupi dengan daerah hitam
dan sporulasi. Miselium awalnya berwarna putih atau sedikit abu-abu, tapi
kemudian tampak kuning tua saat dilihat dari bawah. Pigmentasi hitam A. niger membantu kelangsungan hidupnya
setelah terpapar sinar UV. Pigmen yang lebih hitam telah terbukti memiliki umur
paruh yang lebih lama daripada konidia dengan pigmen yang kurang hitam. A. niger ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara
di dalam ruangan. A. niger dapat
tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C dengan suhu
minimum 6-8 °C dan suhu maksimum 45-47 °C. Selain
itu, dalam proses pertumbuhannya cendawan ini memerlukan oksigen yang
cukup (aerobic) (CABI, 2017).
·
Colletotrichum musae
Klasifikasi
:
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Subphylum
: Pezizomomycetes
Class
: Sordariomycetes
Order
: Glomerellales
Family
: Glomerellaceae
Genus
: Colletotrichum
Species
: Colletotrichum musae (Berk. et Curt.) Arx
Konidium berbentuk jorong memanjang, berwarna hialin, berukuran
11-17 x 4-6 µm. Konidium dibentuk pada ujung konidiofor yang panjangnya
mencapai 30 µm dengan lebar 3-5 µm. Konidium dan konidiofor terbentuk dalam
aservulus yang terletak pada permukaan bagian tanaman yang terinfeksi.
Aservulus berbentuk bulat, diameternya mencapai 400 µm, jarang mempunyai seta.
Konidium dipencarkan oleh percikan air dari sisa-sisa tanaman pisang. Konidium
dapat menular ke buah dapat berasal dari daun sakit yang masih basah maupun
yang kering, dan sisa-sisa bunga yang telah mati. Suhu optimum terbentuknya
konidium adalah 27-30 0C. Penyakit ini banyak ditemukan pada saat
musim penghujan (Basis Data
Hama dan Penyakit Tanaman, 2017).
·
Colletotrichum capsici
Klasifikasi
:
Kerajaan: Fungi
Pertumbuhan
awal Colletotrichum capsici membentuk
koloni miselium yang berwarna putih dengan miselium yang timbul di permukaan.
Kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi hitam dan akhirnya berbentuk
aservulus. Aservulus ditutupi oleh warna merah muda sampai coklat muda yang merupakan massa konidia. Miselium terdiri dari beberapa septa, inter dan
intraseluler hifa. Aservulus dan stroma pada batang berbentuk hemispirakel dan
ukuran 70-120 µm. Seta menyebar berwarna
coklat gelap sampai coklat muda. Seta terdiri dari beberapa septa dengan ukuran 150 µm. Konidiofor tidak
bercabang, massa konidia nampak berwarna kemerah-merahan. Konidia berada pada
ujung konidiofor. Konidia berbentuk hialin, uniseluler, ukuran 17-18 x 3-4 µm.
Konidia dapat berkecambah pada permukaan buah yang sudah masak dan tabung
kecambah akan segera membentuk apresorium.
·
Helminthosporium solani
Klasifikasi
:
Kerajaan: Fungi
Genus: Helminthosporium
Spesies: Helminthosporium solani
Karakteristik Helminthosporium solani pada mikroskop
stereo seperti pohon cemara. Sedangkan pada mikroskop kompon, konidia dengan
pseudosepta, berwarna hialin sampai coklat, berbentuk obclavate pada bagian
ujung meruncing dengan sebuah lubang.
·
Peronosclerospora maydis
Klasifikasi :
Kerajaan:
Chromista
Genus:
Peronosclerospora
Spesies:
Peronosclerospora
maydis
Jumlah percabangan konidiofornya lebih dari
tiga kali, bentuk konidia spherical dan subspherical, konidia berdiameter 15-20
x 26-40 µm dan berdinding tipis.
·
Peronospora manshurica
Klasifikasi
:
Genus: Peronospora
Spesies: Peronospora manshurica
Deteksi Peronospora manschurica dilakukan dengan
melihat gejala berupa massa oospora berwarna putih pada biji kedelai kemudian
biji kedelai tersebut di washing test.
Hasil dari washing test dilakukan
identifikasi. Hasil identifikasi menunjukkan morfologi dari Peronospora manschurica. Konidia Peronospora manschurica memiliki warna
hialin, dinding sel tipis, berbentuk subglobose.
·
Rhizoctonia solani
Klasifikasi
:
Filum: Deuteromycota
Kelas: Deuteromycetes
Ordo: Agonomycetales
Genus: Rhizoctonia
Spesies: Rhizoctonia solani
Rhizoctonia
solani dapat
diidentifikasi dari karakter hifa yang khas, yaitu sudut percabangan yang tegak
lurus yang membedakan dengan cendawan lainnya. Cendawan ini bertahan di tanah
dengan memproduksi sklerotia berwarna cokelat kemerahan hingga hitam sebagai
struktur bertahan. Sklerotia merupakan sekumpulan hifa yang memadat, berwarna
gelap dan mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Comments
Post a Comment