Beginilah Rasanya Buku "Ada Karantina di Hatiku" Dibedah

Hai, Sahabat Salbiah...

Alhamdulillah, Jumat 1 Mei 2020, buku solo perdana saya yang berjudul "Ada Karantina di Hatiku" dibedah dalam acara Bedah Buku dan Sharing  Online via aplikasi zoom, yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

Acara ini dihadiri oleh 72 orang peserta dari berbagai latar belakang profesi, seperti pengendali organisme pengganggu tumbuhan, medik veteriner, dosen, widyaiswara, peneliti, penyuluh, pranata humas, serta pustakawan.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh moderator, kemudian paparan dari saya selaku penulis. Duh, nervous juga sih. Rasa gimana gitu. Karena untuk yang pertama kalinya presentasi kayak beginian. Biasanya kan presentasi ilmiah, lah ini suruh presentasi buku. Untung saya penulisnya, jadi easy going saja *he, apaan sih.

Saya memaparkan biodata diri. Mulai dari nama "Salbiah", sebuah kata yang singkat padat dan jelas, arabic name lagi. And than, tanggal lahir, status pernikahan, alamat, jabatan, dan instansi tempat bekerja.

Sewaktu saya menyebutkan status sebagai ibu dari dua orang anak. Kemudian menyebutkan dengan lengkap usia dan pendidikan mereka. Tiba-tiba ada peserta yang nyeletuk, "Mbak, suaminya juga disebutin." Eh, iya, sabar, ya, saya enggak lupa kok *he. Dengan cepat, saya menjelaskan riwayat singkat dia, suami tercinta.

Setelah curriculum vitae selesai dijabarkan. Saya kemudian memaparkan 19 buku antologi dan 1 buku solo yang telah ditulis. Tak lupa, saya menginformasikan alamat situs/blog yang dimiliki *sekalian promosi ah.

Next, pemaparan metadata buku Ada Karantina di Hatiku. Seperti jumlah halaman sebanyak 193 halaman, ukuran 14 x 20 cm, jenis covernya soft, nomor ISBN 9786237774259, nama penerbit Ay publisher, dan tahun terbit Maret 2020.

Selain itu, saya juga menjelaskan alasan mengapa saya memilih judul "Ada Karantina di Hatiku" dan menempelkan gambar petugas karantina di cover-nya.

Tak sampai situ. Saya juga memaparkan motivasi dan latar belakang menulis buku itu. Saya ungkapkan saja, alasan menulis buku tersebut, agar pekerjaan yang telah dilakukan tidak ditelan waktu, saya ingin mengabadikan momen berharga selama bekerja, dan tentunya sebagai bentuk penghargaan terhadap instansi tempat saya bekerja.

Berlanjut ke slide berikutnya. Saya membacakan daftar isi buku. Dan  menjelaskan maksudnya membagi dalam sembilan BAB. Kesembilannya merupakan waktu yang telah saya lalui selama bekerja di BUTTMKP.

Nah, ini nih intinya. Bedah buku mulai terasa hangat, saat saya menjelaskan isi bukunya secara umum per BAB. Awalnya, saya hanya ingin menjelaskan secara umum saja, apa sih isi bukunya. Tapi berhubung, saya orangnya baik hati, ramah tamah, tidak sombong, dan rajin menabung. Yo wiss, tak jelasin deh per BAB nya biar pada ngartos apa yang ditulis di buku tersebut.

BAB I. Tahun pertama "2011". Saya memaparkan beberapa point penting dalam buku tersebut, seperti pengalaman pertama kali menuju kantor Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), yang diringi keraguan dalam hati. Saya diajak berkeliling menyusuri gedung di BUTTMKP, yang amazing itu. Selain itu, saya mengungkapkan betapa merananya saat itu, satu bulan pertama bekerja tidak mendapatkan gaji. Dan beberapa hal lain, saya coba jelaskan dengan bahasa hati *cie. Tahun ini merupakan, tahun orientasi bagi saya, untuk dapat mengenal BUTTMKP lebih dekat.

BAB II. Tahun kedua "2012". Saya kembali memaparkan beberapa pekerjaan yang telah saya lalui di tahun tersebut. Seperti mengikuti latihan pengenalan tugas karantina/wajib militernya karantina (LanGasKara), saya didaulat menjadi panitia pada beberapa bimbingan teknis dan suka dukanya menjadi panitia tersebut. Serta beberapa kegiatan lain yang saya kerjakan pada tahun tersebut. Tahun ini, saya semakin bersemangat bekerja dari tahun pertama. Dan melakukan yang terbaik untuk instansi tempat saya bekerja.

BAB III. Tahun ketiga "2013". Saya memaparkan pula beberapa pekerjaan, seperti menjadi panitia bimbingan teknis South American Leaf Blight (SALB, yang materinya sangat komprehensif serta narasumbernya sangat kompeten, dari Malaysia. Saya ceritakan juga, pengalaman saat mengikuti diklat fungsional karantina tumbuhan selama 3 bulan dan kehebohannya. Tahun ini, tahun yang begitu manis untuk dikenang. Saya banyak mendapatkan ibroh dan cinta dari tiap pekerjaan yang saya lakukan.

BAB IV. Tahun keempat "2014". Saya menceritakan untuk yang pertama kalinya menjadi panitia inhouse training dan sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah, yang membuat saya sampai garuk garuk kepala, karena hanya satu atau dua orang peserta yang lulus dalam ujian sertifikasinya. Saya ceritakan pula, bagaimana asyiknya mengikuti kegiatan SPIP Kementerian Pertanian dan seminar Nasional Perlindungan Tanaman II di IPB. Perjalanan karier yang mengayikkan dimulai tahun ini.

BAB V. Tahun kelima "2015". Saya kembali menjelaskan keikutsertaan sebagai panitia pada beberapa bimbingan teknis, dalam kondisi sedang hamil tua. Sampai para peserta heboh dengan kegesitan saya sebagai panitia, padahal sedang hamil. Dan untuk yang pertama kalinya juga, tahun ini, saya melakukan analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan, kemudian mempresentasikanya. Tahun 2015, saya makin mengeksiskan diri di dunia kerja.

BAB VI. Tahun keenam "2016". Saya menceritakan bagaimana susahnya mencari ilmu. Ingin  menjadi peserta bimbingan teknis saja, perlu berdarah-darah. Ada rasa kecewa yang cukup mendalam di tahun ini. Tapi, itu semua tak ada apa-apanya, dibandingkan kecintaan saya kepada Karantina. Selain itu, di buku tersebut, saya ceritakan untuk pertama kalinya menjadi pembimbing mahasiswa praktek kerja lapang dari Universitas Djendral Soedirman. Tahun penuh perjuangan dalam bekerja. Walau ada sedikit kekecewaan, tapi dari situ saya belajar. Dan hasilnya saya cicipi hari ini.

BAB VII. Tahun ketujuh "2017". Saya mengikuti inhouse training publikasi hasil uji terap dan seminar pemantauan OPTK di Lampung. Dua hal ini membuat hidup saya lebih berwarna. Semakin mengenal dunia literasi dan perkarantinaan. Terimakasih Allah telah menyampaikan saya pada tahun ini. Semua butuh proses, kadang prosesnya membuat tensi darah naik. Tapi, saya tetap menikmati proses tersebut.

BAB VIII. Tahun kedelapan "2018". Saya kembali menceritakan kepanitiaan bimtek pengujian kesehatan benih yang sangat menguras otak. Persiapannya sangat merepotkan, tapi tak mengapa ini saya lakukan demi karantina *eaa. Dan di tahun tersebut, saya mengikuti seminar nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia  untuk yang pertama kalinya di Palembang. Ngilmu banget. Tahun luar biasa. Aktivitas padat merayap. Saya ucapkan terimakasih kepada Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Love you full.

BAB IX. Tahun kesembilan "2019". BAB terakhir dalam buku ini. Saya menceritakan bahwa saya pernah melakukan presentasi hasil uji terap dan one day dissemination. Ternyata, presentasi merupakan bakat saya yang terpendam *wkwk. Tak lupa, saya ceritakaan kegiatan saat mengikuti seminar nasional dan kongres Perhimpunan Fitopatologi Indonesia di Banjarmasin. Berkat presentasi pada seminar tersebut, saya mendapatkan penghargaan sebagai peneliti muda terbaik *padahal mah sudah tua, eh. Alhamdulillah, semua kegiatan di tahun ini berjalan dengan sukses. Semua berkat kerjasama yang manis dari semua teman sejawat. Buku ini, saya persembahkan untuk kamu semua.

Bedah membedah isi buku sudah finish. Selanjutnya,  saya  memperlihatkan beberapa quotes yang ada dalam buku tersebut. Contohnya "Saya hanya bekerja dan bekerja, tak peduli penilaian orang, mau jelek, mau gagal, mau berhasil, yang penting saya bekerja (Jokowi). Dan beberapa quotes lainnya.

Slide terakhir. Saya juga memperlihatkan beberapa foto kiriman dari pembaca buku tersebut, yang sedang berswafoto dengan buku Ada Karantina di Hatiku.

Kegiatan bedah membedah dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Lumayan banyak peserta yang bertanya. Sampai-sampai saya tanya ke moderator "Mbak, belum selesai juga pertanyaannya?" Sang moderatorpun tersenyum "Belum Mbak, masih banyak." *tetot, he.

Finally, sesi tanya jawab selesai. Rasanya saya lega banget. Begini toh rasanya membedah buku. Buku solo perdana lagi. Pengalaman yang tak terlupakan. Nice moment for me.

Para peserta banyak memberikan komentar yang bikin saya speechless. Dan komentar tersebut, sengaja diabadikan pada tulisan ini. Kapan lagi kalau enggak sekarang. Namanya bedah buku solo perdana. Jadi berkesan banget. Mau tahu apa komentarnya? Baca ya, di bawah ini nih:
1. Mbak Salbiah keren (Dwi Titaningsih).
2. Mantap Mbak Salbiah cara bagi waktunya (Rahmat).
3. Keren Mbak, salam dari BKKBN (Edward F Sibuea).
4. Mbak Salbiah masih muda tapi karanyanya banyak (Dyah).
5. Mbak Salbiah selalu bisa mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan, salut, hebat, keren (Indah).
6. Hobby mendokumentasikan setiap momen, sangat bermanfaat (Shamidah).
7. Luar biasa ini bu Salbiah menuangkan semua perjalanan hidupnya dalam bentuk tulisan (Abdullah).
8. Mbak Salbiah hebat. Ternyata semua kegiatannya terekap dengan apik (Leni).
9. Mantap Mbak Salbiah (Eni).
10. Luar biasa (Fatmawati).
11. Mbak Salbiah hebat, sangat menginspirasi bagi kita (Sri Anawati).
12. Mantap Mbak Salbiah, menginspirasi dan memberi semangat untuk kita, terimakasih ilmu dan pengalamannya (Pagiyanto).
13. Keren Mbak Salbiah seangkatan ya Mbak masuk PNS tapi udah berani nulis detail perjalanan. Inspiratis sekali (Putu Ida).
14. Semangat dan sukses untuk Mbak Salbiah (Priyono).
15. Keren Mbak Salbiah, terimakasih sudah berbagi ilmu yang bermanfaat (Tri Cahyo).
16. Apa aja yang penting ditulis ya Mbak, terimakasih srikandi-srikandi Kementerian Pertanian (Bekti).
17. Terimakasih Mbak Salbiah ilmunya, buat motivasi pemula dalam menulis (Sae).
18. Speechless, keren Mbak Salbiah, terus berkarya untuk mengedukasi kita semua (Iyar).
19. Keren Ai, saya sudah baca bukunya, meski tadi enggak sempat gabung (Eni).
20. Assalamualaykum. selamat atas bukunya. Mudah-mudahan semakin sukses kedepannya. Mbak Salbiah sangat menginspirasi (Liza).
21. Senang bisa bergabung pada acara bedah buku Ada Karantina di Hatiku. Terimakasih untuk share ilmunya Mbak Salbiah. Ayo mulai menulis. Keren. (Catur Wasonowati).
22. Mbak Salbiah luar biasa. Kartini muda berbakat (Forita Arianti).
23. Semoga bisa juga ya bikin buku (Dwi Maharia Malli).
24. Mantab (Agus Karyono).
25. Sangat menginspirasi. Sukses selalu Mbak Salbiah. Terimakasih (Miranti Dian Pertiwi).
26. Menginspirasi untuk belajar menulis setiap momen yang dilalui terimakasih Mbak Salbiah (Niluh).
27. Very good (Rahmat Yamat Anasiru).
28. Sangat luar biasa masih muda tapi sudah produktif sekali. Mudah-mudahan kedepannya tambah sukses. aamiin (Juarini).
29. Tidak pernah menyangka berteman dengan orang hebat seperti Mbak Salbiah. Sukses terus. Kami tunggu buku-buku berikutnya (Sarinarulita Hasibuan).
30. Keren Mbak (Herny Kartika Wati).
31. Menginspirasi sekali (Irfan arifdarma).
32. Selamat ya Bu Salbiah (Etty Andriaty)
33. Senang sekali berkesempatan join by zoom pada acara bedah buku Ada karantina di Hatiku. Mbak Salbiah yang ceria dan lancar dalam berbincang. Membawa acara tidak terasa hampir dua jam. Pembawaan yang ramah dan gesit memotivasi saya yang sudah lansia jadi ingin menulis beberapa pengalaman hidup yang berkesan. Saya juga suka menulis diary. Mbak Salbiah pasti juga hobby menulis diary ya. terimakasih sharing-nya, semoga ke depan lebih produktif lagi (Siti Hamidah).

Ah, cuma bisa senyum saja baca komentar dari para peserta. Saya berharap, kegiatan bedah buku tersebut membawa manfaat dan kebaikan untuk semua. Semoga dapat membangun peradaban dunia. Aamiin. Kalau kamu, bagaimana rasanya membedah buku solo perdana? Tulis, ya, pengalamannya di kolom komentar.

Menulislah dari hal yang sederhana. Dan menulislah untuk kebaikan (Salbiah)


By Pexel.com






















Comments

  1. Wowww kereeennn, aku berasa lg ikutan meeting zoom bedah bukunya mbak. Duhh, jd semangat menulis buku nih, sehat selalu ya mbak. Tetaplah menginspirasi :)

    ReplyDelete
  2. selamat mba Sabiah untuk launching bukunya, produ of you, semoga saya bisa segera menyusul ya punya karya sendiri, karena mengeluarkan buku travelling adalah satu impian saya

    ReplyDelete
  3. Wah, perkenalannya lengkap juga ya. Sampai suami dan anak-anak. Saya belum ada buku solo mba. Satu sudah di penerbit tapi karena corona jadi proses terbitnya dihentikan dulu sementara. Kemudian satu lagi masih proses cuma juga lagi mandeg karena memang masih fokus di hal lain 😥. Semoga bisa dimudahkan dan ketularan punya banyak karya solo, aamiin.

    ReplyDelete
  4. Inspiratif mbak Salbiah, keren banget. Pengalamannya banyak ya, Mbak. Sayang memang kalau pengalaman hidup itu hilang begitu saja. Saya juga pengin segera punya buku solo. Congratulations mbak

    ReplyDelete
  5. Ahamdulillah, keereen banget, Mbak. Pastinya bakalan banyak yang terinspirasi buat menulis juga ya. Semoga segera lahir buku-buku berikutnya, tetap semangat menulis ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  6. Selamat ya Mbak atas terbit buku solonya, semoga berkah bagi pembaca dan penulis, semoga akan lahir buku-buku baru yang menjadi inspirasi bagi pembaca :)

    ReplyDelete
  7. Wah keren Mbak, mudah-mudahan semakin semangat menginspirasi banyak orang ya. Gatau kenapa kalo liat cerita2 Mbak Sal pas lagi di Lab, tiba-tiba aku kangen pengen nge-Lab lagi, kangen pas jaman masih kerja dulu. Mudah-mudahan sukses terus ya Mbak :)

    ReplyDelete
  8. pasti ada rasa bangga tersendiri kalu buku solonya dibedah

    ReplyDelete
  9. mbaa aku udah ngefans sama tulisan dan blog mba sejak baca yang riset pestisida itu loh wkwk. kukira mba fokus di sains aja, ternyata penulis buku juga! Selamat atas buku solo perdananya ya. Semoga Ada Karantina di Hatiku bisa makin menebar kebermanfaatan ke orang banyak :)

    ReplyDelete
  10. Emang beneran keren lah �� bukunya juga bagus. Jadi pengen kenalan di dunia nyata. Seperti ini nih yang dapat menjadi sosok inspirasi. Semangat terus ya Mbak. Sebarkan kebaikan untuk semua.

    Folback blogku ya mbak....

    ReplyDelete
  11. Selamattt mbaaa untuk karya buku solonyaaaaaa, semoga lahir terus buku-buku berikutnyaaa dan bisa menginspirasi banyak orang

    ReplyDelete
  12. Sukses terus ya Mba. Selamat. Semoga banyak yang terinspirasi.

    ReplyDelete
  13. Selamat mbak atas buku Solonya.
    Inspiratif. Semoga bisa menularkan semangat ke semuanya. Ditunggu buku selanjutnya...

    ReplyDelete
  14. Selamat mbak, keren. Sukses terus dalam menulis dan lancar semuanya. Aamiin

    ReplyDelete
  15. Keren mbak bisa menuliskan bagian dari perjalanan dan pekerjaan dalam satu buku yang belum bisa kulakukan doanya ya

    ReplyDelete
  16. Selamat atas buku solonya. Menarik sekali profesi yang dijalani bisa dijadikan buku solo.

    ReplyDelete
  17. Masya Allah, barakallah mbak atas buku barunya. Aku jadi merasa tersentil buat ngelarin naskah sendiri.

    ReplyDelete
  18. Selamat ya mba. Sangat inspiratif banget. Mendokumentasikan semua perjalanan selama berkarir di instansi. Selamat menjalankan ibadah puasa

    ReplyDelete
  19. Masya Allah
    Keren banget Mbak
    Barokallah atas kelahiran buku solonya
    Semoga makin bermanfaat

    ReplyDelete
  20. wah keren dan inspiratif sekali mbak mana pakai launching juga ya mbak, semoga bukunya bisa laris dan menginspirasi banyak orang ya

    ReplyDelete
  21. Wow, berasa ikut bedah buku. Keren mbak bagi waktunya. Musti belajar lagi ����

    ReplyDelete
  22. Wah, masya Allah, barakallah Mba Salbiah. Keren banget sih udah punya buku solo sendiri nih. Inspiratif banget deh. Sukses terus ya mbaa, ditunggu karya selanjutnya.

    ReplyDelete
  23. wah mba hebat banget! selamat untuk release buku perdananya dengan puisi yg indah ini, semoga menginspirasi melahirkan buku-buku lainnya

    ReplyDelete
  24. Seneng ya mba, punya buku solo..
    semoga usai pandemi, ada acara bedah buku yang bukan virtual
    tetap semangat mba...

    ReplyDelete
  25. Awalnya saya ga daftar utk sesi bedah buku mba salbiah loh... krn aku pikir aku bukan org Karantina, dan khawatir ga nyambung jg sm yg diobrolin. Aku cuma ikut dua hari saja dr sepekan acara. Tp aku coba nengok zoom meeting sebentar, ngikutin bbrp paparan. Ehhh, aku baru nyambung, ternyata bukan ttg Karantinanya, namun ttg kegiatan dan pengalaman bekerja pegawai Karantina. Akhirnya sampai selesai aku mengikuti sesi Mba, bahkan sempat bertanya langsung. Sukses terus ya mba. Dan sptnya kita seangkatan. Angkatan 30 bukan saat kegiatan di PPMKP?😀

    ReplyDelete
  26. Masya Allah, terharu aku. Mungkin kita jodoh *eh. Mbaaaaak, aku lupa ya, waktu di prajab di Ciawi angkatan berapa.... Cari-cari di grup facebook belum nemu, loading, keknya kuota sekarat, he... minta no hp donk yang ada wa nya, kirim ke email ya Mbak : salbiahmadi85@gmail.com

    ReplyDelete
  27. Terimakasih, ya, untuk semua komentarnya. Aku terharu banget, jadi enggak dibalas satu per satu. Semoga Allah memudahkan tiap urusan kita semua, selalu semangat untuk para penggiat literasi.

    ReplyDelete

Post a Comment