Keefektifan sulfuryl fluoride terhadap Sitophilus
zeamais pada biji jagung
Effectiveness of sulfuryl fluoride against
Sitophilus zeamais on corn
Leny
Panjaitan, Salbiah*, R. Hadi,
Abdurakhman, M. Ahad
Balai
Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
Jln.
Raya Kampung Utan, Setu, Desa Mekar Wangi, Cikarang Barat, Bekasi 17520
*Penulis
untuk korespondensi: Tel./Faks.+62182618923
email : salbiah@buttmkp.org
ABSTRAK
Importasi
jagung berpotensi membawa serta serangga terbawa biji, salah satunya adalah Sitophilus zeamais. Serangga ini dapat
menyebabkan kehilangan hasil 30-100%. Metode potensial untuk pengendalian serangga
ini adalah fumigasi dengan sulfuryl
fluoride. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu papar sulfuryl fluoride yang efektif terhadap Sitophilus zeamais pada jagung.
Sitophilus zeamais imago,
pupa, larva, dan telur diperbanyak dari jagung yang terinfeksi selama tiga
bulan. Aplikasi sulfuryl fluoride dilakukan pada konsentrasi 24 g/m3 dan
waktu papar 1, 2, 3, 4, dan 5 jam.
Parameter yang diamati adalah mortalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imago
Sitophilus zeamais menunjukkan mortalitas 100% pada perlakuan dengan
konsentrasi 24 g/m3 dengan waktu papar 1 jam dan semua stadia Sitophilus zeamais menunjukkan mortalitas 100% pada perlakuan dengan
konsentrasi 24 g/m3 dengan waktu papar 4 jam. Sulfuryl fluoride pada konsentrasi 24 g/m3 dengan waktu
papar 4 jam pada suhu 26 - 32 °C efektif sebagai perlakuan untuk mengendalikan
semua stadia Sitophilus zeamais.
Kata kunci : fumigasi, mortalitas, serangga
ABSTRACT
The
importation of corn may potentially introduce harmful insects, such as Sitophilus zeamais. These insects can
cause a yield loss of 30-100%. One
potential method to control this insect pest is using fumigation with sulfuryl
fluoride. The objective of this research was to analysis the effectiveness of
sulfuryl fluoride on Sitophilus zeamais
of on corn. Sitophilus zeamais
adults, eggs, larvae, and pupas were collected from the corn infested with the
adult of the insect for 3 months. The insect was exposed with sulfuryl fluoride
at 24 g/m3 at different
times, i.e. 1, 2, 3, 4, and 5 hours. Parameter observed were insect mortality. The
results showed that Imago Sitophilus
zeamais showed 100% mortality concentration of 24 g/m3 for 1 hours and all Sitophilus zeamais stadia showed 100% mortality concentration of 24 g/m3 for 4 hours. Sulfuryl fluoride concentration
of 24 g/m3 for 4 hours at 26 - 32 oC was the most
effective for all stages of Sitophilus
zeamais.
Key words : insect, fumigation,
mortality
Pendahuluan
Jagung
merupakan komoditas strategis di Indonesia yang ketersediaannya masih
tergantung kepada pasokan dari luar negeri.
Hal ini berpotensi menjadi peluang masuknya organisme pengganggu tumbuhan
terbawa biji jagung. Serangga utama yang banyak ditemukan pada biji jagung
adalah Sitophilus zeamais. Kehilangan
hasil jagung akibat serangan serangga ini berkisar antara 30-100% (Nonci &
Muis 2015) dan dapat menurunkan berat biji yang sangat drastis (Morallo &
Javier 1980).
Pembebasan
organisme pengganggu tumbuhan terbawa biji dapat dilakukan melalui perlakuan
antara lain menggunakan fumigan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fumigan sulfuryl
fluoride mempunyai efek mengeradikasi serangga gudang pada semua stadia
(NPIC, 2014). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
potensi sulfuryl fluoride terhadap serangga terbawa jagung.
Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu papar sulfuryl fluoride yang efektif untuk mengendalikan Sitophilus
zeamais.
BAHAN dan METODE
Penelitian
dilakukan di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Penelitian
dibagi dalam 2 tahap yaitu perbanyakan Sitophilus
zeamais dan pengujian keefektifan sulfuryl
fluoride terhadap Sitophilus zeamais.
Perbanyakan Sitophilus
zeamais
Perbanyakan Sitophilus zeamais dilakukan di
Laboratorium Entomologi Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Sitophilus zeamais berasal dari Bogor
kemudian diinfestasikan pada biji jagung di dalam kontainer plastik. Serangga
uji dikembangbiakan pada biji jagung tersebut selama 3 bulan pada suhu ruang
sehingga dalam waktu tersebut biji jagung telah terinfestansi Sitophilus zeamais pada semua stadia.
Uji Keefektifan Sulfuryl Fluoride terhadap Sitophilus zeamais
Sebanyak 500 g biji jagung yang telah diinfestasi Sitophilus zeamais
dimasukkan ke dalam kontainer plastik, kemudian diberi perlakuan fumigasi sulfuryl fluoride pada konsentrasi 0 (kontrol) dan 24 g/m3 selama 1, 2, 3, 4 dan 5 jam di dalam ruangan dengan suhu > 26-32 oC. Setiap ulangan
menggunakan 100 imago. Sedangkan untuk stadia telur, larva, dan pupa setiap
ulangan menggunakan 1 kg media perbanyakan yang telah terinfestasi selama 3
bulan. Pengamatan dilakukan terhadap persentase mortalitas.
Pengamatan serangga dilakukan
satu hari setelah perlakuan dengan mengamati ada atau tidaknya serangga uji
stadia imago yang masih hidup dan kontrol. Pengamatan terhadap
mortalitas telur dilakukan pada 7-14 hari setelah perlakuan dengan cara
menghitung jumlah larva baru yang muncul dari biji jagung yang telah difumigasi.
Analisis Data
Analisis data
dilakukan sesuai dengan rancangan percobaan yang digunakan, yaitu rancangan
acak lengkap faktorial. Faktor pertama
adalah konsentrasi sulfuryl fluoride
yang terdiri dari 0 (kontrol) dan 24 g/m3 dan faktor kedua adalah waktu papar yaitu 1,
2, 3, 4, dan 5 jam pada suhu > 26-32 oC. Tiap perlakuan
dilakukan 5 ulangan. Data dianalisis dengan program minitab.
HASIL
Keefektifan Sulfuryl Fluoride terhadap Sitophilus zeamais
Hasil untuk parameter mortalitas
terhadap Sitophilus zeamais pada biji jagung dapat dilihat
pada tabel 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
imago Sitophilus zeamais menunjukkan mortalitas 100% pada
perlakuan dengan konsentrasi 24 g/m3 dengan waktu papar 1 jam.
Waktu papar (Jam)
|
Mortalitas (%)
|
0
|
0a
|
1
|
100b
|
2
|
100b
|
3
|
100b
|
4
|
100b
|
5
|
100b
|
Keterangan
: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p< 0,05)
Stadia
telur, larva dan pupa Sitophilus zeamais diamati
pada hari ke 14 setelah perlakuan. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel
2. Mortalitas telur, larva, pupa Sitophilus
zeamais setelah 24 hari dengan dosis 24 g/m3
Waktu papar (Jam)
|
Mortalitas Sitophilus zeamais
|
0
|
Hidup
(semua stadia)
|
1
|
Hidup
(telur, pupa)
|
2
|
Hidup
(telur, pupa)
|
3
|
Hidup (telur,
pupa)
|
4
|
Mati
|
5
|
Mati
|
PEMBAHASAN
Sulfuryl
fluoride
efektif mengendalikan imago Sitophilus zeamais dikarenakan sulfuryl fluoride merupakan fumigan yang
berbentuk gas dan mempunyai daya penetrasi yang sangat kuat. Panjaitan et al.
(2014) menyatakan perlakuan sulfuryl
fluoride pada konsentrasi 20 g/m3 selama 18 jam efektif mematikan hingga 100 % serangga
dewasa Dinoderus minutus, Lyctus
brunneus, Heterobotrychus aequalis, dan
Araecerus
fasciculatus pada dolog kayu
mahoni dengan kedalaman gerekan 20 cm. Widayanti et al. (2016) menyatakan bahwa perlakuan sulfuryl fluoride efektif mematikan 100 % serangga dewasa Sitophilus zeamais, Tribolium castaneum,
Cryptolestes dan Lasioderma serricorna pada konsentrasi 36 g/m3
selama 24 jam.
Miller dan
Fisher (2013) melaporkan sulfuryl
fluoride dapat menyebabkan kematian telur bed
bug (Cimex lectularius) 100 % pada konsetrasi 45,96 – 53 g/m3
dengan waktu papar 13-41,8 jam pada suhu 27-32 °C tidak ada telur yang menetas.
Konsentrasi 15-120 g/m3 dengan waktu papar 24 jam dapat menyebabkan
mortalitas 100% terhadap Arthopalus
tritis (dewasa), Hylaster ater
(larva, dewasa) sedangkan stadia pada
telur (Arthopalus tritis) pada
konsentrasi 120 g/m3 (Zhang, 2006).
Konsentrasi 104
g/m3 dengan waktu papar 24 jam pada suhu 15,6 °C dinyatakan efektif
membunuh 100% larva dan pupa Anoplophora glabripennis pada kayu. Stadia telur dan imago perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut (Barak et al. 2006). Konsentrasi 64-96 g/m3
dengan waktu papar 24 jam terhadap Chlorophorus annularis (Yu Daojian et
al. 2010). Konsentrasi 24-72 g/m3 dengan waktu papar 24-48 jam pada
suhu 27,5 °C terhadap Liposcelis
spp. (Athanassiou et al. 2012).
Hasil penelitian Barak et al. (2010) menyatakan bahwa perlakuan sulfuryl fluoride dengan waktu papar
24 dan 48 jam pada suhu 15,6 °C dan 21 °C dengan konsentrasi 144, 128, 128, dan 104 g/m3 efektif membunuh imago, larva, dan
telur Agrilus planipennis.
Sulfuryl fluoride efektif mematikan 100% imago dan
larva Xyleborus pfeili, Xyleborus
validus, Xylosandrus Germanus, Platypus Calamus dan Platypus quercivorus pada konsentrasi 15 g/m3 dengan
waktu papar di bawah 24 jam pada suhu 15 °C akan tetapi telur Xyleborus pfeili adalah stadia yang
paling tahan dan sangat sulit untuk memperkirakan konsentrasi yang digunakan
untuk mencapai mortalitas 100% pada suhu 15 °C (Mizobuti et al. 1996).
Sinergisme
antara sulfuryl fluoride konsentrasi
22 mg/l selama 24 jam dan fosfin konsentrasi 1.0, 1.5 atau 2.0 mg/l selama 48
jam pada suhu 15 °C mortalitas mencapai 100% pada stadia telur, larva dan pupa Sitophilus zeamais (Misumi et al. 2011).
Sulfuryl
fluoride
juga efektif mengendalikan semua stadia Sitophilus
zeamais dengan waktu papar yang lebih lama dibandingkan hanya mengendalikan
stadia imago saja. Data hasil pengamatan menunjukan bahwa stadia telur dan pupa
dapat lebih tahan terhadap fumigan sulfuryl
fluoride dibanding stadia imago. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan
bahwa sulfuryl fluoride juga dapat
mengurangi jumlah oksigen yang diambil oleh telur serangga. Telur akan lebih
tahan terhadap sulfuryl fluoride
dibandingkan imago karena kulit telur akan membatasi daya tembus (penetrasi) sulfuryl fluoride. Oleh karena itu,
pengendalian telur serangga mungkin memerlukan peningkatan waktu paparan atau
peningkatan konsentrasi fumigan (NPIC, 2014). Widayanti et al. (2016) menyatakan bahwa konsentrasi sulfuryl fluoride untuk mengeradikasi
telur sangat tinggi jika dibandingkan dengan stadia imago, sehingga dibutuhkan
8 kali lipat konsentrasi untuk mengeradikasi telur dibandingkan imago.
Sulfuryl
flouride mampu
mencegah penetasan telur Sitophilus
zeamais sampai 84-95% dengan waktu papar 12 dan 24 jam pada konsentrasi 30
mg/l. Larva, pupa dan imago Sitophilus
zeamais mencapai mortalitas 100% pada konsentrasi 15 mg/l waktu papar 6
jam. Pupa adalah tahap yang paling rentan karena membutuhkan konsentrasi 20
mg/l untuk mencapai mortalitas 100% waktu papar 3 jam. Berdasarkan uji
toksisitas ini, sulfuryl fluoride
memiliki potensi untuk mengendalikan semua tahap perkembangan Sitophilus zeamais (Faruki et al. 2005).
KESIMPULAN
Fumigan sulfuryl fluoride pada konsentrasi 24
g/m3 dengan waktu papar 4 jam pada suhu 26 - 32 °C efektif sebagai
perlakuan untuk mengendalikan semua stadia Sitophilus zeamais.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ir. Banun
Harpini, Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc.,
Dr. Ir. Ummu Salamah Rustiani M.Si., Dr. Ir. Idham Sakti Harahap M.Si.,
Siti Fadillah M.Si., dan M. Soleh atas kritik, masukan dan koreksi selama
pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Athanassiou CG, Thoma W, Phillips M,
Jamie A, Hasan MM, James
ET. 2012. Effectiveness of sulfuryl
fluoride for control of different life stages of stored-product Psocids
(Psocoptera). Economic Entomology 105(1):
282-287.
Barak
AV, Wang Y, Zhan G, Wu Y, Xu L, Huang Q. 2006. Sulfuryl fluoride as a
quarantine treatment for Anoplophora
glabripennis (Coleoptera: Cerambycidae) in regulated wood packing material.
Economic Entomology
Oct;99(5):1628-35.
Barak
AV, Messenger M, Neese P, Thoms E, Fraser I. 2010. Sulfuryl fluoride as a
quarantine treatment for emerald ash borer (Colepotera: Buprestidae) in ash
logs. Economic Entomology 103(3):603-611.
Faruki SI, Miyanoshita A, Imamura T. 2005. Toxicity of sulfuryl
fluoride to the developmental stages of the maize weevil, Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae), at
different exposure periods. International Pest Control.
47(3):133-138.
Kamil J. 1979. Teknologi Benih. Padang: Angkasa Raya.
Miller
DM, Fisher Ml. 2013. Bed bug (Hemiptera: Cimicidae) response to
fumigation using sulfuryl fluoride. Department of entomology, virginia polytechnic institute and
state university, blacksburg.
Misumi,
Aoki M, Kitamura T. 2011. Synergistic and suffocative effects of fumigation
with a lower-concentration phosphine and sulfuryl fluoride gas mixture on mortality
of Sitophilus species (Coleoptera: Dryophthoridae), a stored-product pest. Part
2: Susceptibility test on Sitophilus
zeamais for fumigation with a gas mixture, and verification test of a
sequential. Fumigation with two fumigants. Quarantine disinfection technology
laboratory, research division, Japan. Res
Bull Pl. Protection Japan. No. 47:1-10.
Mizobuti M, Matsuoka I, Soma Y, Kishino
H, Yabuta S, Imamura M, Mizuno T, Hirose Y, Kawakami F. 1996. Susceptibility
of forest insect pests to sulfuryl fluoride. 2. Ambrosia beetles. Plant Protection Japan. 32: 77-82.
Morallo R dan
Javier B. 1980. Laboratory assessment of damage caused by Sitophilus spp. and Rhizopertha
dominica in stored grain, in sorghum and unillets abstract 1-120.
Nonci N dan Muis
A. 2015. Biologi, gejala serangan, dan pengendalian hama bubuk jagung Sitophilus zeamais Motschulsky
(Coleoptera : Curculionidae). Litbang
Pertanian Vol. 34 No. 02 Juni 2015:61-70.
[NPIC] National
Pesticide Information centre. 2011 1.800.585.7378. Sulfuryl fluoride technical fact sheet.
http://npic.orst.edu/factsheets/sftech.pdf. [Diakses 15 Januari
2016].
Panjaitan
L, Achrom M, Sunarto dan Hadi R. 2014.
Perlakuan sulfuryl fluoride
terhadap imago Dinoderus minutus Fab. dan
Araecerus fasciculatus De Geer pada kayu. Balai Uji Terap Teknik dan Metode
Karantina Pertanian. Bekasi.
Prabhakaran S, Jenkins D, Ratterman A. 2009. Use of sulfuryl fluoride as a sprout
inhibition agents. https://www.google.com/
patents/WO2009061862A2?cl=en [Diakses 15 Nopember
2016].
Widayanti
S, Harahap IS, Rivai M, Asnan TAW, Wibawa KA. 2016. Effecacy of sulfuryl
fluoride against major insect pests of stored commodities in Indonesia.
Pp.188-191 In; Navarro S, Jayas DS, Alagusundaram K, (Eds.) Preceeding of the
10th International Conference on Controlled Atmosphere and
Fumigation a in Stored Products (CAF2016). CAF Permanent Commite Secretariat,
Winninpeg.
Yu D, Barak, Yi J, Zhinan C, Guiming Z, Zhilin C, Lin K,
Weidong Y. 2010. Sulfuryl fluoride as a quarantine treatment for Chlorophorus
annularis (Coleoptera: Cerambycidae) in
chinese bamboo poles.
Economic
Entomology 103(2): 277-283 (2010).
Zhang
Z. 2006. Use of sulfuryl fluoride as an alternative fumigant to methyl bromide
in export log fumigation. Crop &
Food Research, Private Bag. 11 600, Palmerston North, New Zealand.
Comments
Post a comment