Sulfuryl Fluoride


Sulfuryl Fluoride

Sulfuryl fluoride adalah senyawa anorganik berbentuk gas dengan rumus SO2F2 dengan komposisi SO2F2 (99.8%) dan Bahan Lain (0.2%). Gas ini mudah terkondensasi dan memiliki sifat yang  lebih mirip dengan sulfur heksafluorida, yang tahan terhadap hidrolisis hingga suhu 150 °C. Pada senyawa ini logam natrium cair tersuspensi dalam sulfuryl fluoride, sehingga dapat mempertahankan warna logam yang mengkilap.

Sifat lain dari Sulfuryl fluoride adalah tidak berbau, tidak berwarna, tidak mudah terbakar, non-korosif, dan tidak bereaksi dengan bahan yang memicu munculnya bau atau residu. Selain itu, sulfuryl fluoride memiliki titik didih yang sangat rendah (-55,2°C pada 760 mmHg), namun memiliki titik uap yang sangat tinggi (25°C pada 17,7 mmHg). sulfuryl fluoride mempunyai daya penetrasi yang sangat kuat dan baik, waktu pelaksanaan fumigasi yang singkat bisa kurang dari 12 jam, efektif mematikan berbagai jenis hama dan mudah diaplikasikan (NPIC, 2014). Perbedaan sifat fisik dan kimia sulfuryl fluoride dibanding dengan fumigan lainnya seperti Methyl Bromide dan Phosphine dapat di lihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Perbandingan sifat fisik dan kimia antara fumigan Methyl
              Bromide, Phosphine dan Sulfuryl Fluoride
Sifat
Methyl Bromide
Phosphine
Sulfuryl Fluoride
Bentuk sajian
Gas cair
tablet/ pellet
Gas cair
Warna
Tidak berwarna
tidak berwarna
tidak berwarna
Densitas
1,73 g/l
1,379 g/l
1,35 g/l (20 ºC)
Titik cair
-93,6 ºC
-132,8 ºC
-135 ºC
Titik didih
3,56 ºC
-87,7 ºC
-55 ºC
Kelarutan
16,1 g/l (25 ºC)
0,312 g/l
0,75 g/l
Korosifitas
Bereaksi dengan zat tertentu
Korosif, mudah meledak
nonkorosif
Bau
Tidak berbau
Bau ikan/ bawang
Tidak berbau
PEL
5 ppm
0,3 ppm
5 ppm
Lama aplikasi
1-2 hari
7-10 hari
1-2 hari
Residu
Ada residu
Ada residu
Tidak ada residu
Resistensi
Ada
Resistensi pada banyak serangga
Belum ada
Merusak ozon
Ya
tidak
tidak

Sulfuryl fluoride umumnya digunakan sebagai gas untuk fumigasi produk kayu kering (drywood product) dan pengendalian rayap, kumbang kayu, kutu busuk, kumbang karpet, ngengat pada pakaian, kecoa, dan tikus. sulfuryl fluoride juga dapat digunakan untuk fumigasi petikemas sebagai fumigasi ruang, gedung, perabot rumah tangga, palka kapal, kapal penumpang dan sebagainya (NPIC. 2014).

Sulfuryl fluoride adalah fumigan yang awalnya terdaftar pada tahun 1959 untuk mengendalikan rayap dalam struktur kayu, fumigasi ruang, perabot rumah tangga, palka kapal, kapal penumpang dan sebagainya (NPIC. 2014). Pada tahun 2004 dan 2005, sulfuryl fluoride terdaftar pada Environmental Protection Agency (EPA, 2014) untuk mengendalikan serangga hama pada biji-bijian sereal, buah-buahan kering, kacang-kacangan, biji kakao, biji kopi dan makanan olahan.  Sulfuryl fluoride sudah dipakai di beberapa negara antara lain di negara Amerika Serikat, Kanada, Itali, Inggris, Jerman, Irlandia, Perancis, Belgia, Swedia, China, India dan Australia untuk fumigasi  biji-bijian konsumsi seperti: jagung, beras, barley, oats untuk konsumsi, buah kering. Sejarah perkembangan penggunaan sulfuryl fluoride dapat di lihat dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Sejarah Penggunaan Fumigan Sulfuryl Fluoride
Tahun
Sejarah perkembangan
1901
Pertama kali diproduksi oleh H. Morssan di Laboratorium di Perancis
1957
Dikembangkan sebagai produk komersial oleh Dow Elanco di AS dengan nama dagang Vikane
1961
Mulai digunakan di AS untuk fumigasi struktur ( untuk pengendalian rayap dan penggerek kayu)
1974 s.d. 1983
Mr. Xu Guogan mengembangkan sulfuryl fluoride melalui penelitian dan menjadi suatu produk industri di tahun 1983 (nama dagang Xunmienjin)
1990
Di Jerman digunakan untuk fumigasi struktur (untuk pengendalian rayap dan penggerek kayu)
2000-an
Kesesuaian sulfuryl fluoride untuk perlakuan terhadap pabrik pangan telah diuji di Itali, Perancis, dan Jerman.
Saat ini
Didaftarkan di AS (Nama dagang Profume), Kanada dan negara-negara eropa untuk pengendalian hama pada bahan pangan (biji-bijian).

Fumigasi dengan sulfuryl fluoride pada produk makanan berpotensi meninggalkan residu fluoride, meskipun residu fluoride tersebut masih lebih rendah dibandingkan kandungan fluoride pada air minum dan pasta gigi.  Oleh karena itu, EPA menetapkan batas residu maksimum yang diijinkan (dikenal sebagai toleransi residu) untuk fluoride pada komoditas pangan yang difumigasi dengan sulfuryl fluoride (EPA, 2014). Hasil uji coba di Indonesia menunjukkan bahwa fumigasi sulfuryl fluoride pada beras meninggalkan residu flouride sebesar 0-1,1 ppm (mg/kg). Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium PPPTMGB Lemigas, Cipulir, Jakarta Selatan. Batas maksimum residu (BMR) untuk beras sosoh adalah 2 ppm (mg/kg) mengacu standar yang ditetapkan oleh European Food Safety Authority (EFSA, 2012).

Sulfuryl fluoride memiliki daya bunuh terhadap serangga dengan reaksi antara Sulfat dan Fluorida dengan sel tubuh serangga yang bersifat merusak. Fluorida sebagai racun utama dari gas ini akan mengganggu metabolisme lemak dan karbohidrat yang disimpan sehingga akan mengganggu proses glikolisis dan siklus asam sitrat. Karbohidrat dan lemak disimpan dalam tubuh serangga sebagai sumber energi. Dengan terganggunya proses glikolisis dan siklus asam sitrat maka serangga akan menggunakan protein dan asam amino sebagai sumber energi alternatif, namun hal tersebut tidak akan meningkatkan proses metabolisme (NPIC, 2014).

Sulfuryl fluoride juga dapat mengurangi jumlah oksigen yang diambil oleh telur serangga. Telur akan lebih tahan terhadap sulfuryl fluoride dibandingkan imago karena kulit telur akan membatasi daya tembus (penetrasi) sulfuryl fluoride. Oleh karena itu, pengendalian telur serangga mungkin memerlukan peningkatan waktu paparan atau, peningkatan konsentrasi fumigan ini (NPIC 2014).    

Comments

Post a Comment