Aphelenchoides fragariae (Ritzema - Bos, 1891)


Aphelenchoides fragariae 

Salbiah
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian


Nama ilmiah : Aphelenchoides fragariae (Ritzema - Bos, 1891)

Nama umum : Nematoda umbi dan daun

Nama ilmiah lainnya :
Aphelenchoides olesistus (Ritzema Bos, 1893) Steiner, 1932
Aphelenchoides olesistus var. longicollis (Schwartz, 1911) Goodey, 1933
Aphelenchoides pseudolesistus (Goodey, 1928) Goodey, 1933
Aphelenchus fragariae Ritzema Bos, 1891
Aphelenchus olesistus Ritzema Bos, 1893
Aphelenchus olesistus var. longicollis Schwartz, 1911
Aphelenchus pseudolesistus Goodey, 1928

Nama umum internasional:
Inggris: nematoda tunas dan daun

Kode EPPO:
APLOFR (Aphelenchoides fragariae)

Taksonomi:
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Metazoa
Filum: Nematoda
Ordo: Aphelenchida
Famili: Aphelenchoididae
Genus: Aphelenchoides
Spesies: Aphelenchoides fragariae

Morfologi: Nematoda A. fragariae memiliki tubuh yang sangat ramping, yaitu berukuran 45-63 µm. Stilet ramping dengan panjang 10-11 µm. Imago betina berukuran panjang 0,45-0,80 mm, ketika beristirahat tubuhnya kaku, spermateka berbentuk oval memanjang. Ovari tunggal dengan oosit dalam satu barisan. Imago jantan berukuran panjang 0,48-0,65 mm, jumlahnya melimpah, testisnya tunggal, sperma berukuran besar dan membulat dalam satu barisan. Nematoda juvenil berkembang dalam fase perkembangan. 

Sebaran : China, India, Isarel, Jepang, Korea, Turki, Spnyol, Kanada, USA, Kuba, Brazil, Belgia, DEnmarj, [rancis, Jerman, Italia, Polandia, Portugal, Spanyol , Swedia, New Zealand, Papua New Guinea.

Risiko Pemasukan:
A. fragariae saat ini masuk dalam daftar OPTK seluruh dunia (O'Bannon dan Esser, 1987). Tanaman strawberry yang bersertifikat berhasil mengendalikan pemasukan dan penyebaran A. fragariae dan A. ritzemabosi (Tacconi dan Lamberti, 1994). Pemeriksaan karantina yang ketat A. fragariae pada bibit stroberi yang diimpor ke Tianjin Cina dari Amerika Serikat (Zhang dan Wang, 1989).

Tanaman Inang: Allium cepa, Allium sativum, Anigozanthos sp. Anthurium andreanum, Asplenium nidus, Avena sativa, Barleria cristata, Begonia, Chenopodium album, Chloranthus spicatus, Cobotium chamissoi, Cornus Canadensis, Erigeron annuus, Eriobotrya japonica, Ficus carica, Helianthus tuberosus, Hydrangea macrophylla, lilium spp, Pimpinella diversifolia.

Tahap pertumbuhan: Tahap pembungaan, tahap pembuahan dan vegetatif.

Gejala: Pada strawberry,  A. fragariae menyebabkan malformasi seperti daun yang berpilin dan kerutan, terjadi perubahan warna dengan permukaan daun yang keras dan kasar, petiol kemerahan, ruas daun pendek, bunga hanya satu atau dua bunga dan kematian tunas mahkota (Dicker 1948, Franklin, 1950; Iyatomi dan Nishizawa, 1951; Ogilvie dan Thompson, 1936). Bersifat  ektoparasit pada mahkota dan  tunas sehingga menjadi kering, nematoda makan pada pertengahan rusuk daun kadang-kadang ditemukan dalam buah strawberry (Tacconi, 1972). Bersifat endoparasit dalam jaringan daun menghasilkan gejala bercak daun yang khas kadang-kadang gejala-gejala ini bisa disebabkan oleh nematoda lainnya (A. ritzemabosi, Ditylenchus dipsaci). Stokes (1979) menjelaskan daun dan tunas pada tanaman hias mengalami lesio  yang disebabkan oleh A. fragariae di Florida, Amerika Serikat. Pada tanaman lili, nematoda menyebabkan dieback pada daun, kuncup pada bunga dan buah-buahan berwarna coklat. Pembusukan tunas bunga peoni di Jepang karena A. fragariae telah dilaporkan (Saigusa, 1968). Gejala pada violet  (Barleria cristata) di Filipina dimulai dengan klorosis yang kemudian berubah menjadi coklat muda, lalu coklat gelap dan akhirnya hitam  (Lehman dan Miller, 1988). Di Inggris gejala pada daun berupa bercak  selama musim dingin ketika pertumbuhan vegetatif (Goodey, 1933). Pada pakis misalnya Pteris spp. Bercak daun menyebabkan deformitas parah  dari Sphaeropteris cooperis.

Biologi: Nematoda  A. fragariae merupakan parasit obligat dan dapat pula bersifat ekto- dan endoparasit. Pada tanaman stroberi, nematoda ini bersifat ektoparasit pada pucuk daun dan titik tumbuh dan bersifat endoparasit pada jaringan daun. Nematoda tersebut masuk ke dalam daun melalui stomata katika permukaan daun tertutupi oleh lapisan air yang tipis, atau degan cara mempenetrasi epidermis bagian permukaan bawah daun populasi A. fragariae mencapai puncaknya pada bulan Maret-Mei dan Nopember-Januari yang dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungan. A. fragariae merupakan nematoda yang biseksual dan ampimiktik dengan n=2. Pada daun Lorraine begonia, siklus hidup A. fragariae berlangsung selama 10-11 hari (pada suhu 18 °C). Telur A. fragariae menetas dalam waktu 4 hari dan juvenil akan berkembang selama 6-7 hari. Satu imago betina A. fragariae dapat meletakkan sekitar 32 telur.

Reproduksi dan silkus hidup: 
Reproduksi A. fragariae bersifat  biseksual dan amphimictic  (Cayrol dan Dalmasso, 1975). Dalam daun begonia siklus hidup selama 10-11 hari pada suhu 18 °C. Telur menetas dalam 4 hari dan juvenil selama  6-7 hari; Betina dewasa meletakkan sekitar 32 telur (Strümpel, 1967).

Kelangsungan Hidup: Nematoda tidak dapat bertahan hidup di tanah tanpa tanaman inang lebih dari 3 bulan (Szczygiel dan Hasior, 1971). Nematoda dapat bertahan dalam keadaan tidak aktif pada daun pakis yang terkubur dalam tanah  minimal 46 hari (Stewart, 1921).

Interaksi: Nematoda ini berinteraksi dengan bakteri, Corynebacterium fascians (Pitcher dan Crosse, 1958; Strümpel, 1968). Di Uni Soviet, A. fragariae dengan  C. fascians  menyebabkan tanaman kembang kol menjadi merah (Drozdovski et al., 1971). Di wilayah Moskow, analisis interaksi antara A. fragariae-Corynebacterium fascians pada lahan strawberry menunjukkan kejadian infeksi di antara tanaman  (Matveeva dan Yakubovich 1972 ). Pada tanaman Rieger begonia, A. fragariae menyebabkan penyakit bercak daun dan apabila berinteraksi dengan bakteri Xanthomonas begoniae akan lebih parah dan berkembang lebih cepat (Riedel dan Larsen, 1974). A. fragariae dan Pseudomonas cichorii ditemukan berinteraksi dan menyebabkan kerusakan pada Barleria cristata dalam pembibitan di Florida (Lehman dan Miller, 1988). A. fragariae dan bakteri bersama-sama menyebabkan nekrosis pada daun pakis (Aggéry, 1935).

Musuh Alami : Hirsutella rhossiliensis

Media Pembawa: Tanaman yang diketahui sebagai pembawa hama pada perdagangan dan transportasi diantaranya kulit kayu, buah, akar, kayu.

DampakA. fragariae dan A. ritzemabosi mengurangi produksi strawberry hingga 60% di Irlandia (Duggan, 1969). A. fragariae menurunkan produksi strawberry di Perancis (Clerjeau et al., 1983). Hasil buah pada tahun pertama berkurang sampai dengan  65% disebabkan oleh A. ritzemabosidan. 54% disebabkan oleh A. fragariae (Bohmer, 1981). Stroberi  kultivar Macherauchs frühernte dan Cambridge rentan, mengalami pengurangan hasil sebesar 82%  di Polandia (Szczygiel, 1963). Kerugian besar tanaman pakis telah tercatat di California, Amerika Serikat (Ark dan Tompkins, 1946). Hawar daun anthurium (Anthurium andraeanum) di Hawaii yang sering mematikan pada tanaman muda disebabkan oleh Aphelenchoides fragariae. Nematoda juga menyerang dan menghancurkan biji anthurium (Hunter et al., 1974).

Deteksi dan Inspeksi: Gejala pada daun dan tunas harus diperiksa, daun  strawberry menjadi berpilin dan berkerut, terjadi perubahan warna dengan permukaan daun yang keras dan kasar, petiol kemerahan, ruas daun pendek, bunga hanya satu atau dua bunga dan kematian tunas mahkota (Dicker 1948, Franklin, 1950; Iyatomi dan Nishizawa, 1951; Ogilvie dan Thompson, 1936). Nematoda dapat terdeteksi dengan memindahkan  jaringan yang sakit dan menaruhnya dalam air selama  24 jam. Nematoda keluar dari jaringan ke dalam air. jumlah A. fragariae dan A. ritzemabosi yang ditemukan akan semakin banyak dengan melakukan ekstraksi corong menggunakan  hidrogen peroksida bukan air (Hirling, 1971).

Pengendalian Kimiawi: Perendaman tanaman strawberry segar dalam thionazin sebelum dibekukan untuk pengawetan dapat mengeliminasi infeksi A. fragariae. Mencuci tanaman setelah perlakuan dapat mengurangi efek nematisida pada konsentrasi rendah (Tacconi et al., 1982). Begonia: Benomyl tidak efektif (Riedel et al., 1973). Thionazin dan senyawa karbamoil yang efektif dalam mengendalikan A. fragariae pada begonia (Hansen et al., 1972). Pakis: Pakis telah berhasil diberi perlakuan dengan demeton (Hirschmann 1953). Pada tanaman pakis Hawaii, Cobotium chamissoi digunakan sebagai media tanam, merupakan sumber infeksi bagi tanaman lain (Hunter et al., 1974). Penyemprotan  daun lili dengan demeton cukup efektif (Jensen dan Caveness, 1954). Abamektin diaplikasikan pada daun Lamium maculatum dan secara signifikan mengurangi jumlah A. fragariae dengan aplikasi yang lebih tinggi menghancurkan semua nematoda (LaMondia, 1996).

Tanaman Inang Resisten: Lebih dari 13 varietas stroberi diuji. Varietas Saksonka  dan Festival'naya, merupakan varietas yang cukup tahan terhadap A. fragariae (Ivanova, 1970). Di antara beberapa varietas stroberi Soviet yang diperkenalkan dan baru 11 varietas yang ditemukan relatif tahan terhadap A. fragariae (Naumova, 1972). Di Polandia, varietas stroberi George Soltwedel, Regina dan Talizman relatif tahan (Szczygiel, 1963, 1967). Tak satu pun dari 33  kultivar stroberi yang sepenuhnya tahan terhadap A. fragariae dan A. ritzemabosi tetapi tingkat kerentanan mereka sangat berbeda. Kultivar Purpuratka, Senga Sengana, Macherauchs Fruhernte, Koralovaya dan Templar yang sangat rentan terhadap kedua nematoda tersebut. kultivar Dixieland, Schreder di Pamiat, Ville de Paris dan Guardian yang rentan terhadap A. fragariae. Kerentanan yang sangat rendah  ditunjukkan oleh Georg Soltwedel dan Sophia, dan kerentanan rendah pada kultivar Redgauntlet, Senga Gigana dan Ottawa (Szczygiel dan Danek, 1975).

Pengendalian Biologi: Tiga belas cendawan pemakan nematoda yaitu Ditylenchus destructor dan A. fragariae (Jansson dan Nordbring-Hertz, 1980). Lima isolat Hirsutella rhossiliensis diisolasi dari nematoda (Heterodera avenae dari Australia, Meloidogyne javanica dan Criconemella xenoplax dari Amerika Serikat) dan dapat menyebabkan mortalitas  A. fragariae  sebesar 45 sampai 65% dalam 4 hari (Cayrol et al., 1986).

Pengendalian Fisik: A. fragariae di ekspos secara in vitro dengan cahaya lampu (panjang gelombang 300-400 nm) mengakibatkan mortalitas 100% dalam 7 hari  dengan 2 cahaya lampu mengakibatkan mortalitas dalam 4 hari (Moussa, 1972). Perlakuan air panas (HWT) pada bagian tanaman telah lama digunakan. HWT stroberi  pada suhu 47 °C selama 15 menit (Strümpel, 1969) dan pada suhu 46 °C selama 10 menit diikuti dengan perendaman pada air dingin (Anon., 1972) telah direkomendasikan. Perlakuan air panas telah dilakukan pada 5  kultivar strawberry yang terinfeksi A. fragariae di California  (Chandler, Douglas, Fern, Pajaro dan Selva). Perlakuan maksimum-minimum yang dapat mematikan A. fragariae tanpa merusak kultivar yang diuji adalah 20-30 menit pada 44,4 °C, 10-15 menit pada 46,1 ° C, atau 8-10 menit pada 47,7 ° C (Qui al., 1994). Untuk nematoda yang menginfestasi umbi,  perlakuan air panas pada  suhu 45 °C selama 20-30 menit adalah efektif (Yamada dan Takakura, 1989); selama satu jam pada suhu 41 °C atau selama 6 jam pada suhu 36 °C (Muller, 1966). HWT pada suhu 46 °C selama 10 menit dapat mengendalikan A. fragariae dan A. ritzemabosi pada begonia (Rasmussen, 1971). Untuk umbi lili perlakuan air panas dalam formaldehida 44 °C selama satu jam adalah efektif (Jensen dan Caveness, 1954).

Pengendalian Kultur Teknis: Pengendalian kultur teknis harus dilakukan secara terus menerus, membakar semua bahan yang terinfeksi, menanam benih yang sehat dan dalam kontainer harus terbebas dari tanah (Siddiqi, 1975) . Di Perancis, metode kultur teknis untuk mengendalikan A. fragariae dan hama dan penyakit strawberry lainnya meliputi: penggunaan cvs, pemupukan berdasarkan analisis tanah dengan perhatian khusus pada boron; pengeringan atau penanaman di pegunungan untuk menghindari genangan air; dan mengairi  selama musim panas tanam dan lagi di musim semi berikutnya (Clerjeau et al., 1983). Populasi A. fragariae dalam tanah pada pertanaman lili di Jepang dapat dikurangi dengan penanaman secara bersamaan tanaman gandum (Yamada dan Takakura, 1987).

Daftar Pustaka:

http://www.cabi.org/isc/datasheet/6381. Diakses 12 Januari 2016.

LaMondia, JA. 1999. Efficacy of Insecticides for Control of Aphelenchoides fragariae and Ditylenchus dipsaci in Flowering. Diakses 1 Februari 2016.

Perennial Ornamentals. Supplement to the Journal of Nematology 31(4S):644–649. Diakses 3 Februari  2016.

http://plpnemweb.ucdavis.edu/nemaplex/Taxadata/G011S2.htm. Diakses 5 Januari 2016.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2586516/. Diakses 3 Februari 2016.

http://nematode.unl.edu/aphrag.htm. Diakses 13 Februari 2016.

https://smartsite.ucdavis.edu/access/content/user/00002950/courses/nemas/aphelenchoidesfragariae.htm. Diakses 12 Maret 2016.

http://www.plantwise.org/KnowledgeBank/Datasheet.aspx?dsID=6381. Diakses 16 Maret 2016.

http://www.karantina.deptan.go.id/optk/detail.php?id=197. Diakses 4 Maret 2016.

Australasian plant pathology society. 2011.   Pathogen of the month-August 2011 (Aphelenchoides fragariae. Australasian plant pathology society. Diakses 12 Maret 2016.

Photo by nemaplex.ucdavis.edu


Comments

Post a Comment