Dia itu Membantu, Bukan Pembantu

Dears, apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat, ya. Tantangan yang kelima ini, saya akan menuliskan artikel unpopular opinion terkait sebuah pekerjaan. Pekerjaan ini biasanya dianggap sepele, nggak berpendidikan, dan bergaji murah. Apakah nama perkerjaan tersebut? Yap, benar sekali, office boy, namanya.

Tak dapat dipungkiri lagi, suatu organisasi meski memiliki jabatan yang berbeda-beda. Mulai dari jabatan tertinggi, yaitu pimpinan, sampai jabatan terendah, yaitu office boy. Kalau menjabat sebagai pimpinan sih, enak, ya, segala kemudahan kita dapatkan. Nahasnya kalau menjadi office boy, segala perlakuan meski diterima. 

Jujur, kadang saya suka miris dengan nasib dia yang bekerja sebagai office boy. Saya tahu, dia bekerja dengan senang hati dan yang membayar gajinya adalah organisasi tersebut, tapi kadang saya suka jengkel, kesal, dan dongkol, ketika dia diperlakukan secara tidak adil atau bisa dibilang tidak manusiawi oleh segolongan orang atau seseorang di organisasi tersebut, yang mempunyai jabatan lebih tinggi dibandingkan dia *duh, apa coba, haha*. 

Wajarlah, kalau dia disuruh ini itu yang masih berkaitan dengan job description-nya sebagai office boy. Lah, kalau disuruh diluar job description-nya sebagai office boy, apa nggak kebangetan. Nah, inilah dua hal miris, yang terkadang buat saya gigit jari :

1. Dianggap Pembantu Pribadi

Saya kadang nggak habis pikir, ya. Kalau saya perhatikan, kebanyakan karyawan yang memiliki jabatan lebih tinggi dari seorang office boy, meski bertingakah laku semena-mena terhadap sang office boy.

Sebut saja namanya karyawan A, saya aneh banget ngelihat karyawan tersebut, nyuruh-nyuruh office boy sekendak hatinya saja, diluar job description-nya sebagai office boy. Misalnya, suruh jemput anak si karyawan A, bantuin beresin pindahan rumahnya, beliin ikan di pasar, beliin sikat gigi di supermarket, ambilin baju ditukang jahitan, dan seabreg suruhan lainnya.

2. Tidak Memberikan Imbalan yang Setimpal

Ketika si office boy sudah disuruh kemana-mana dan ternyata nggak mendapatkan apresiasi yang setimpal, minimal gantiin biaya beli bensinnya. Eh, ini sih dicuekin, nggak dikasih apa-apa. Padahal awalnya janji mau dikasih imbalan. Duh, ya, ada orang kayak gini. Gemas pakai emosi rasanya *getok pakai martil, haha”. 

Sungguh, ini nggak sesuai dengan hati nurani saya secara pribadi, dan orang-orang kayak gitu, perlu di-treatment. Kasihan melihat nasib office boy dan mual lihat tingkah laku si karyawan. Saya nggak bisa berbuat banyak, paling hanya bisa menghela nafas. 

Secara waras, si office boy itu bukan pembantu, pekerjaan dia hanya membantu orang lain, mempermudah pekerjaan orang lain, jika dianggap pembantu pribadi, duh, mikir donk, emang situ yang gaji dia? *haha*, tapi semoga segala apa yang dilakukan si office boy menjadi ladang amal buatnya pribadi dan si karyawan segera diberikan hidayah oleh Tuhan Yang Maha Pengampun. Drama banget, ya.


#katahatiproduction
#katahatichallenge

Salam,

Comments