8 Budaya Seru Dilingkunganku, Nomor 8 Bikin Kepala Oleng

Hello, Dears.

Pasti masih pada semangat mengikuti kompetisi yang kedua. Saya melihat, deburan ombak yang menggelora didada kamu semua. Sejujurnya, saya suka dengan tema yang kedua ini. Why? Temanya merakyat, sih. 

Nah, untuk menjawab tantangan dari tema yang kedua ini. Saya akan bercerita sedikit tentang jati diri saya *haha, tepok jidat*. 

Nama saya, Salbiah. Lahir di Bekasi, karena memang orang tua berasal dari Bekasi. Jadi, ceritanya saya orang Bekasi asli, nggak ada blasterannya sama sekali *huaha*.

Saya berdomisili di  Bekasi, sejak dilahirkan sampai sudah punya buntut dua, tinggal di Bekasi *duh malu deh, dah ketahuan tuanya*. Oleh karena itu, saya akan bercerita tentang budaya di lingkungan saya, yaitu budaya orang Bekasi, tepatnya budaya betawi. Eh, Bekasi itu betawi bukan, sih? *gigit jari*. Oke deh, simak, beberapa budaya di lingkungan sekitar rumah saya, semoga menginspirasi semua, ya. Kuy, simak :

1. Suara Adzan Sehari 5 Waktu

Saya memiliki rumah yang dekat dengan masjid, sehingga setiap kali waktu sholat tiba, sehari 5 kali, saya selalu mendengar panggilan adzan. Panggilan suci untuk setiap hambaNya untuk bersujud. Alhamdulillah, dengan begitu, pak suami selalu sholat berjamaah di masjid, terutama sholat magrib, isya, dan subuh. Kalau dzuhur dan ashar, sholatnya di kantor, nggak di rumah.

Kebiasaan tersebut, tampaknya sudah berakar. Para bapak dan anak-anak lelakinya, selalu melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Semoga membawa keberkahan yah. 

2. Kajian Sabtu Siang 

“Ibu-ibu, jam telah menunjukkan pukul 13.10 WIB, diharapkan kehadirannya sekarang, sudah siang!”. Itulah, panggilan yang rutin saya dengar dari pengeras suara masjid. Setiap hari Sabtu siang, panggilan tersebut selalu terdengar dengan apiknya, dengan suara dan deretan kata-kata yang sama.

Awalnya, saya agak bingung mendengar panggilan tersebut. Setelah selang beberapa waktu, akhirnya saya faham. Itu adalah panggilan pengajian mingguan ibu-ibu. Luar biasa, panggilan ke arah kebaikan. Biasanya, sambil menunggu ibu-ibu berkumpul, sang coordinator pengajian selalu bersholawat. Nah, saking seringnya saya mendengar sholawat tersebut, makanya saya sekarang hafal betul lirik sholawatnya, mulai A sampai Z *duh*. 

3. Kajian Kamis Malam

Ini beda. Kajian ini dilakukan setiap malam hari. Ba’da sholat magrib, suara pak Ustadz berceramah sudah terdengar. Pengajian khusus untuk Bapak-Bapak ini, dilakukan rutin setiap minggunya.

Tak mau ketinggalan, saya selalu mematikan televisi di rumah saat pengajian ini berlangsung. Jadi, tetap kebagian ilmunya, walau cuma dengar suara pak Ustadz dari pengeras suara.

4. Arisan Ibu-Ibu

Mengawali tahun 2019. Ibu-ibu berkumpul di salah satu rumah warga, untuk melakukan konsolidasi terkait  kegiatan arisan ibu-ibu. Arisan ini, khusus arisan RT 004. Urunan arisan dikenakan Rp. 50.000,-/bulannya, karena warganya banyak, tiap warga yang keluar namanya setelah dikocok, mendapatkan Rp. 1.500.000,-. Bisa dibayangkan, berapa lama arisan tersebut akan berakhir. Ayo tebak berapa lama? Saking banyaknya kepala rumah tangga yang ikut, diprediksi arisan tersebut akan selesai dalam waktu empat tahun kemudian. Duh, penantian yang begitu melelahkan.

5. Iuran RT

Saya tinggal di RT 004. Setiap bulannya, kami diwajibkan membayar iuran. Iuran sebesar Rp. 10.000,-/kepala keluarga. Iuran ini, banyak sekali fungsinya. Biasanya, digunakan saat menjenguk salah satu warga yang sedang sakit, melakukan takziah saat ada warga yang meninggal, atau menambahkan dana untuk event 17 Agustusan. Memang sih, nominalnya terlihat sedikit, tapi manfaatnya luar biasa, bahkan saya pernah merasakannya. Alhamdulillah. Ayo, semangat bayar iuran!

6. Kerja Bakti

Kegiatan wajib warga masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk RT 004, tempat saya tinggal. Apalagi musim hujan, kerja bakti, nggak henti-hentinya dilakukan. Membersihkan selokan, membakar sampah, atau memotong tanaman yang terlalu lebat. Dilakukan bersama-sama. Biasanya, yang melakukan kerja bakti adalah kaum adam, sedangkan kaum hawa menyiapkan makanan atau minuman untuk dihidangkan selepas kerja bakti selesai. Berharap, kegiatan ini selalu terpelihara sampai ke anak cucu, ya. Lingkungan bersih, badan sehat.

7. Event Tahunan

Setiap lingkungan meski punya kegiatan tahunan. Minimal memeriahkan acara tujuh belas agustusan. Budaya ini melekat banget bagi semua masyarakat. Begitu juga dengan warga RT 004. Tiap tahunnya selalu menyelenggarakan berbagai perlombaaan untuk memeriahkan acara ulang tahun negara Republik Indonesia. Peserta lomba dari semua tingkat usia, mulai balita sampai manula. Seru, kan.

8. Panggung Dangdut

Nah, kalau acara yang satu ini sepertinya sudah beranak pinak. Sejak zaman old, maybe. Setiap ada acara, baik acara pernikahan maupun khitanan, maka selalu saja panggung dangdut terselenggara dengan hebohnya. Sebenarnya enak juga sih lagu-lagu yang bawakan berbagai biduan saat acara berlangsung, tapi yang membuat saya aneh. Kenapa ya, saat persiapan soundnya meski dilakukan malam hari, tengah malam lagi. Gimana nggak ganggu, kan pusing dengarnya, jadi nggak bisa tidur, kepala jadi oleng, nggak karuan. Ampun, dah.

Berbagai kegiatan yang telah mengakar di lingkungan tersebut, harus dilestarikan dengan baik. Ambil sisi positifnya, mungkin ada sisi negatifnya, tapi ambil ibrahnya saja, ya. Satu untuk semua, semua untuk satu. 


#katahatiproduction
#katahatichallenge

Salam,

Comments