Jumat itu begitu lekat diingatan
saya ketika saya sedang sibuk mengumpulkan dokumen, secara tiba-tiba
diinformasikan diberi tugas untuk menemani peserta training identifikasi lalat
buah ke Kebun Raya Bogor (KRB). Nah loh…
Saat itu, memang kantor kami
sebagai penyelenggara training identifikasi lalat buah dengan peserta yang
berasal negara ASEAN seperti Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Brunei
Darussalam, Thailand, Indonesia, dan lainnya. Tapi pengajarnya berasal dari Australia dan New Zealand.
Jumat tanggal 2 November 2018
training tersebut ditutup secara resmi. Next
agenda adalah jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor dan Museum Zoologi.
Demi kelancaran kegiatan tersebut,
beberapa pegawai ditugaskan untuk menemani mereka, salah satunya adalah saya. Sebenarnya
saya sudah bosen juga sih ke Kebun Raya Bogor karena sudah yang kesekian kalinya berwisata
ke sini, duluu.... saya bersekolah di Institut Pertanian Bogor jadi wis bolak balik
ajja wisatanya ke sini terus. Tak apa demi negara dengan senang hati saya
terima tugas ini.
Sebelum berangkat, mari kita
makan siang dulu. Selanjutnya cus
menuju kota angkot. Singkat cerita, kami sampai di Kebun Raya Bogor. Kami tiba
di pintu I. Masuk melalui graha sambhrama dan membeli tiket. Harga tiket masuk
cukup murah yaitu Rp. 16.000,-/orang.
Kebun Raya Bogor memiliki luas 87
ha. Wow, rasanya ga etis banget yah mengelilingi kebun dengan berjalan kaki.
Bisa gempor kakiku. And than, kami
memutuskan untuk menyewa mobil wisata. Biaya sewa Rp. 15.000,-/orang.
Kami dipandu mengelilingi kebun
dengan tourguide yang sesekali
melontarkan humorannya. Kami diperkenalkan satu persatu jenis tanaman yang
dipelihara dikebun tersebut seperti pohon bambu raksasa, pohon durian, pohon
nangka, pohon palm, bunga teratai, bunga bangkai, pohon jodoh, dan sebagainya.
Dipohon jodoh inilah kami diberi waktu untuk sesi pemotretan, cekrek!
Ada juga loh jembatan cinta,
jembatan ini berwarna merah sehingga disebut jembatan gantung merah, konon
katanya pasangan kekasih yang lewat jembatan ini akan putus hubungan asmaranya.
Hoax ga ni yah….
Kami ditunjukkan pula pohon
kelalawar, dimana banyak sekali kelalawar yang hilir mudik diatas rimbunnya
pohon tersebut. Seram juga sih liatnya…
Kebun Raya Bogor memiliki
fasilitas seperti musholla, toilet, toko cendramata, dan rumah makan, namanya
kafe “dedaunan”. Saya pernah sih sekali makan di kafe tersebut waktu masih
zaman mahasiswa dan untuk wisata kali ini kami hanya melewatinya saja.
Next, museum zoologi. Mobil wisata menghantarkan kami sampai tepat
didepan pintu museum zoologi. Sebelum masuk, isi buku tamu dulu dan demi
kelancaran kegiatan, kami menyewa tourguide.
Biaya sewanya Rp. 100.000,- sampai kegiatan keliling museum selesai.
Museum ini memamerkan berbagai
binatang awetan seperti mamalia, burung, ikan sampai serangga. Bahkan
terpampang jelas kerangka paus biru yang begitu besar dan mengerikan. Akan tetapi, saya
cukup tertarik dengan koleksi serangga dalam kotak koleksi, unik dan langka
pastinya.
Pertama kali saya mengunjungi
museum zoologi, saat saya memasuki semester dua perkuliahan artinya masih ditingkat
satu mahasiswa. Sekarang saya kembali mengunjunginya dan ternyata masih sama
seperti dulu. Wow keren, awetan disana tetap terjaga, salut deh.
Terimakasih Bogor, lain kali
kembali ke Bogor…..
Salam,
Comments
Post a Comment