Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II


Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II

Bogor, 13 Nopember 2014


Acara Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II tahun 2014 bertemakan “Strategi Perlindungan Tanaman dalam Memperkuat Sistem Pertanian Menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Economic Community (AEC) 2015”.

Susunan acara Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II tahun 2014 sebagai berikut: pembukaan dari pembawa acara oleh Fitrianingrum Kurniawati. Sambutan dari ketua panitia  oleh Bapak Dr. Ir. Abdul Munif, M.Sc. Agr. Sambutan ketua departemen proteksi tanaman oleh Ibu Dr. Ir. Abjad Asih Nawangsih, M.Si. Sambutan wakil rector bidang akademik dan kemahasiswaan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Yonny Kusmaryono, MS. Paparan materi sesi satu dan diskusi. Istirahat sholat makan. Paparan materi sesi dua dan diskusi. Sesi poster. Penutupan.

Acara Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II tahun 2014 dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan  yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Yonny Kusmaryono, MS. Pada acara seminar ini jumlah peserta sebanyak 260 orang. Narasumber sebanyak 6 orang. Moderator sebanyak 2 orang. Penyajian poster sebanyak 46 poster. Paparan materi sesi satu dilakukan secara panel dengan narasumber dari Badan Karantina Pertanian (Ir. Banun Harpini, M.Sc), Direktur Mutu dan Standarisasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Dr. Gardjita Budi), dan PT. Great Giant Pineapple (Muh. Basuki). Dengan moderator Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc.

Paparan materi pertama dari Badan Karantina Pertanian, dengan judul “Persiapan Sistem Perkarantinaan Nasional dalam Manajemen Resiko  Hama dan Penyakit Tanaman (OPT) Menghadapi MEA 2015” yang disampaikan oleh Ibu Ir. Banun Harpini, M.Sc. Pada materi ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut : sistem perdagangan bebas bagi tiap negara makin ketat sehingga memanfaatkan isu ketahanan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan (K3L) yang dapat dijadikan posisi tawar dalam rangka pelaksanaan kebijakan dagang. Kerangka peraturan internasional yang mengatur ketahanan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan dalam perdagangan adalah SPS-WTO (Sanitary and Phytosanitary Measure. SPS-WTO didalam implementasinya  lebih dikenal dengan tri sister yaitu International Plant Protection Convention (IPPC), World Animal Organization (OIE), dan Codex Alimentarius Commission (CAC).  Peraturan standar internasional dan nasional yang menjadi landasan operasional karantina pertanian saat ini dan ke depan diantaranya IPPC, OIE, CAC, Undang-undang No. 16 tahun 1992, undang-undang No. 7 tahun 1996, PP No. 82 tahun 2000, PP No. 14 tahun 2000, Kepmentan dan SNI. Fungsi karantina tumbuhan saat ini dan ke depan diantaranya perlindungan SD pertanian,  perlindungan keragaman hayati, perlindungan konsumen, perlindungan lingkungan. Modalitas perkarantinaan menyongsong MEA 2015 diantaranya pengalaman dan peran dalam penetapan standar IPPC (Anggota SC-IPPC), quarantine champion dalam kerjasama regional dan sub regional (BIMP-EAGA, IMT-GT), Badan Karantina  selaku NEP dan NB dalam aplikasi kebijakan SPS nasional, ketua kerjasama SPS regional (ASEAN-China, ASEAN-Korea, ASEAN-Japan, ASEAN-Australia New Zealand,  ASEAN-India). Kesiapan Badan Karantina Pertanian dalam MEA dan AFTA 2015 diantaranya dukungan regulasi dalam perlindungan dan fasilitasi perdagangan (UU No. 16/1992, SPS agreement, aplikasi ISPM), tersedia kebijakan penetapan status OPTK Indonesia, tersedia regulasi karantina berbasis ilmiah yang teregistrasi di website IPPC, terbangun sistem pre-shipment joint inspection dan pengakuan PFPS, tersedia fasilitas IKT, TPFT (quarantine premises of animal and plant), tersedia tempat pemasukan tertentu untuk pemasukan MP berdasarkan analisis resiko, implementasi kemasan kayu marking ISPM 15, terbangun INSW untuk konektifitas ASEAN single window dalam ASEAN single economic community, e-Phyto, Prior Notice, e-Plaq, EQ-Vet, laboratorium karantina terakreditasi dan laboratorium rujukan (BBUSKP) untuk OPTK, HPHK dan keamanan pangan, terbangun lembaga uji terap perlakuan karantina dan desiminasi perlakuan karantina, pertukaran informasi sebagai NEP dan NB berbasis web, telah terbangun jejaring kerjasama perkarantinaan secara bilateral dan regional, terlatih SDM karantina secara reguler guna menjamin kemampuan professional. Kebijakan strategis perkarantinaan  sejalan dengan kebijakan nasional cabinet kerja di sector pertanian tahun 2015-2019 yaitu menyukseskan program kedaulatan pangan. Rencana strategis Badan Karantina Pertanian tahun 2015-2019 dalam mendukung kebijakan nasional tersebut, mengejawantahkannya melalui penguatan praktek sistem perkarantinaan yang lebih ramah (toward national green quarantine practices). Penguatan sistem perkarantinaan akan difokuskan melalui pengelolaan off-shore/pre-border melalui penggunaan alat mitigasi resiko, monitoring/random sampling, post entry quarantine, implemetasi standar internasional berbasis recognition, ekivalensi, registrasi, dan akreditasi, tindakan karantina di negara asal, mutual recognition agreement. Peningkatan daya saing melalui akselerasi ekspor produk pertanian dan pangan melalui penerapan sistem inline inspection yaitu dari hulu (kebun, grading, packing house, dan transportasi) sampai ke hilir (pemberian sertifikat fitosanitari dengan dukungan standar internasional. Dalam rangka membangun kepercayaan public melalui serangkaian sistem yang bersumber pada nilai-nilai dasar organisasi, pengembangan SDM karantina, penataan organisasi, SOP/Pedoman, peningkatan disiplin, manajemen SDM karantina. Integrasi sistem ini di ukur melalui Indikator Kinerja Utama (IKU), melalui penerapan Good Governance dan penerapan standar kinerja pegawai serta layanan public yang bermuara pada terciptanya kepercayaan public terhadap karantina Indonesia. Penguatan sistem kemitraan perkarantinaan dilakukan melalui registrasi dan akreditasi kepada pihak ketiga. Dengan modalitas dan sistem perkarantinaan yang ada, serta dukungan kelembagaan yang kuat maka Indonesia siap dalam melakukan manajemen resiko hama dan penyakit tanaman dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.

Paparan materi kedua dari Direktur Mutu dan Standarisasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dengan judul “Peluang dan Tantangan Perdagangan Produk Pertanian Menghadapi MEA 2015” yang disampaikan oleh Bapak Dr. Gardjita Budi. Pada materi ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut : menghadapi MEA tahun 2015 maka kata kuncinya adalah peningkatan daya saing produk pertanian. Permasalahan daya saing produk pertanian diantaranya tuntutan standarisasi produk dan proses, tuntutan kandungan pangan yang tidak berbahaya, rendah residu bahan kimia, tuntutan integrasi pengelolaan rantai pasok. Hambatan perdagangan produk pertanian diantaranya persyaratan mutu yang ketat dinegara tujuan ekspor. Sedangkan peluang meliputi produsen utama komoditi pertanian, perbedaan waktu/musim sehingga produk tesedia sepanjang tahun, produk bersifat organik dan banyaknya tenaga kerja. Sehingga yang harus dilakukan adalah memberikan jaminan produk yang aman dan bermutu. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui pengembangan mutu dan standarisasi. Pengembangan otoritas kompeten keamanan pangan daerah sangat penting.
Paparan materi ketiga dari PT. Great Giant Pineapple dengan judul “Keragaan Produk Pertanian Indonesia Menghadapi MEA 2015” yang disampaikan oleh Bapak Muh. Basuki. Pada materi ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut : PT. Great Giant Pineapple berdiri sejak tahun 1979 dan terletak di propinsi lampung. Perusahaan ini sebagai perusahaan pengalengan nanas yang 100% produknya diekspor ke lebih dari 50 negara. PT. Great Giant Pineapple menargetkan penurunan konsumsi bahan bakar fosil sampai dengan 30%, penurunan penggunaan pupuk kimia 40% serta kenaikan produksi 50%. Kendala yang dihadapi diantaranya kejadian penyakit dan serangan hama. Menghadapi kompetisi dalam agribisnis, PT. Great Giant Pineapple harus terus berkembang dengan meningkatkan produksi nanas segar hingga mencapai 600 ribu ton per tahun melalui peningkatan produktifitas produksi kebun, mengembangkan perusahaan yang ramah lingkungan, pengembangan pupuk organik cair, commited untuk melakukan reinvestasi barang modal dan sumber daya manusia, berusaha menuju kawasan ekonomi khusus (KEK).

Paparan materi selanjutnya dari Staf Pengajar Departemen Proteksi Tanaman IPB dengan judul “Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Perlindungan Tanaman dalam Menghadapi MEA 2015” yang disampaikan oleh Ibu Prof. Dr. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. Pada materi ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut : strategi Indonesia menghadapi globalisasi meliputi penguatan daya saing global, pengamanan pasar domestic, penguatan eksport. Empat pilar masyarakat ekonomi ASEAN diantaranya pasar tunggal dan basis produksi regional, kawasan berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, integrasi dengan perekonomian dunia sehingga diperlukan pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan. Masalah pertanian Indonesia dijawab dengan pendidikan pertanian. Jumlah program studi bidang pertanian dan jumlah mahasiswa yang mendaftar dibidang pertanian menurun. Sehingga yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi adalah memperbaiki citra dunia pertanian bahwa pertanian adalah sector yang strategis. Kurikulum pertanian harus ganyut dengan perkembangan atau tantangan zaman. Pengelola perguruan tinggi perlu memberikan insentif dan inisiatif strategis seperti beasiswa pendidikan dan hibah penelitian. Karakter yang dibutuhkan komunitas ASEAN diantaranya siap menghadapi perubahan atau kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, siap menghadapi era globalisasi dengn kompeteisi yang ketat, gesit dan kreatif, tekun dan tidak mudah menyerah, mempunyai sifat kooperatif,  lincah, dan luwes.

Paparan materi berikutnya dari Direktur CV. Salsabila Nursery dengan judul “Perspektif Pelaku Usaha Pertanian Menghadapi MEA 2015” yang disampaikan oleh Ibu Ir. Himma Zakia. Pada materi ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut : ruang lingkup usaha meliputi pembibitan tanaman hias, produksi aneka tanaman hias bedding, pot, potong, jasa pembuatan dan perawatan taman, rental tanaman hias, rangkaian bung dan bunga papan, dekorasi taman, pembuatan mobil hias, dan ekspor tanaman hias. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi MEA tahun 2015 diantaranya produk tanaman tropis yang unik, harga kompetitif, mencari sumber pendanaan dengan financial yang terbatas, promosi dengan bahasa inggris dan arab, kerjasama untuk meningkatkan kualitas produk, kemampuan tenaga kerja dan network. Target pasar timur tengah dan Eropa. Pasar timur tengah permintaannya tinggi, harga lebih murah dibandingkan negara lain, kualitas produk lebih baik, penerbangan langsung dan ketersediaan tanaman banyak. Pasar eropa permintaan tinggi dan bentuknya lebih khusus. Pencarian pasar melalui mengikuti pameran ke luar negeri, melalui internet, berkonsultasi dengan konsulat dan kedutaan.

Sesi poster. Pada sesi ini peserta mempresentasikan poster yang telah mereka sajikan selama lima menit secara bergantian. Adapun poster yang disajikan sebanyak 46 poster, sebagai berikut : distribusi spasial serangan dan biologi Aulacaspis tegalensis Zehntner (Hemiptera: Diaspididae) pada tanaman tebu (Adhila Asri Yuliani). Keanekaragaman Hymenoptera parasitoid pada vegetasi bawah di perkebunan kelapa sawit (Agus Hindarto). Keefektifan ekstrak lima spesies piper  (Piperaceae) untuk meningkatkan toksisitas ekstrak Tephrosia vogelii terhadap hama kubis Crocidolomia pavonana (Annisa Nurfajrina). Pengaruh lama ketiadaan inang dan pemberian pakan terhadap kapasitas reproduksi parasitoid Anagrus nilaparvatae Pang et Wang (Hymenoptera: Mymaridae). Kerentanan Plutella xylostella dari kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terhadap lima jenis insektisida komersial (Aulia Rakhman). Keanekaragaman semut predator  dan potensinya pada berbagai tingkatan umur kelapa sawit (Azru Azhar). Aplikasi kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri endofit untuk pengendalian penyakit blas pada tanaman padi (Bonny PW Soekarno). Pencegahan penyakit karat pada ekaliptus dan myrtaceae lainnya (Budi Tjahjono). Catatan hama baru, Caloptilia sp. (Lepidoptera: Gracillariidae) pada tanaman kedelai di kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Ciptadi A.Y). Kelimpahan Colembolla sp. pada sistem jarak tanam legowo dan penambahan bahan organic pada musim hujan (Dede Munawar). Pengaruh jarak tanam dan bahan organic terhadap serangga netral chironomid pada musim kemarau (Dede Munawar). Adaptasi koloni wereng hijau dan virulensi virus tungro dari daerah endemis tungro pada ketinggian tempat berbeda (Dini Yuliani). Monitoring penyakit utama padi di beberapa sentra produksi padi di Jawa Tengah (Dini Yuliani). Toksisitas minyak atsiri Cinnamomum spp. terhadap ulat krop kubis, Crocidolomia pavonana dan keamananya terhadap tanaman brokoli (Djoko Priono). Potensi Trichoderma harzianum dan Gliocladium sp.  Sebagai agens hayati terhadap Botryodiplodia sp. penyebab oenyakit mati pucuk pada Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) (Elis Herliyana). Survei Thrips pada tanaman krisan di perusahaan bunga potong Natalia Nursery (Ruly Anwar). Potensi kitosan dan agens antagonis dalam pengendalian penyakit karat (Phakopsora pachyrhizi Syd.) Kedelai (Hagia SK). Identifikasi kutu daun (Hemiptera: Apididae) pada akar padi (Harleni). Potensi bakteri endofit sebagai agens penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Ida Parida). Keanekaragaman anthropoda tanah pada pertanaman kedelai di Ngale, kabupaten Ngawi, Jawa Timur. (Lutfi Afifah). Uji potensi kompos hasil dekomposisi empat isolate Trichoderma sp. pada pertumbuhan tanaman mentimun (M. Firdaus O). Pengaruh waktu aplikasi spray insektisida terhadap serangan penyakit pada tanaman nanas segar (Ananas comosus I. Merr) di PT. Great Giant Pineapple (Masdiyawati). Respon pertumbuhan tegakan sengon (Falcataria moluccana) pada pemberian pupuk cair dan tingkat keparahan serta intensitas penyakit karat tumor (Nining Nurfatma). Pengaruh transformasi hutan pada keanekaragaman semut di Jambi (Ratna Rubiana). Deteksi migrasi wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) menggunakan zat warna fluoresen stardust (Ratna Sari Dewi). Pengaruh bakteri endofit terhadap nematode puru akar (Meloidogyne spp.) pada tanaman kopi (Rita Harni). Keragaman cendawan endofit pada tanaman kakao dan potensinya sebagai agens hayati penyakit busuk buah kakao (Rita Harni). Biologi Panacra elegantulus herrich-schaffe (Lepidoptera: Sphingidae) pada tanaman hias aglonema (Rizky MA). Kejadian penyakit cendawan entomopatogen pada Spodoptera exiqua (Lepidoptera:Noctuidae) dalam jaring tritropik pada tanaman bawang daun (Suci Regita). Potensi pemanfaatan predator local sebagai agens pengendalian hayati tungau hama (Sugeng Santoso). Potensi pemanfaatan bakteriofage sebagai agens antagonis patogen Xanthomonas oryzae  pv. oryzae penyebab hawar daun bakteri pada padi (Syaiful Khoiri). Eksplorasi Neozygites sp. (Zygomycotina:Enthomophthrales) pada kutu daun wortel, bawang daun, dan mentimun di Bogor (Syifa Febrina). Insidensi Bean common mosaic virus dari benih kacang panjang komersial dan local petani berdasarkan uji serologi (Tri Asmira Damayanti). Teknik tissue blot immunobinding assay dan RT-PCR langsung RNA BCMV dari Nitro Cellulose Membrane (NCM) (Tri Asmira Damayanti). Identifikasi kutu daun subfamily hormaphidinae (Hemiptera: Aphididae) dari Bogor, Sukabumi dan Ciamis Jawa Barat (Yani M). Pengaruh instar larva ulat jengkal the (Hyposidra talaca Wlk.) dan Hari Panen Polihedra pascainokulasi terhadap produksi polihedra Hyposidra talaca Nucleopoyherovirus (HtNPV) (Yayi Munara). Biologi Hyposidra talaca Wlk. Pada beberapa jenis tanaman di sekitar perkebunan teh gunung mas PTPN VIII Bogor (Yayi Munara). Isolasi dan uji potensi konsorsium bakteri endofit asal tanaman kehutanan sebagai agen biokontrol dan pemacu pertumbuhan tanaman (Ankardiansyah PP). Eksplorasi cendawan antagonis dari tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata L) sebagai agens hayati dan pemacu pertumbuhan (Hishar Mirsam). Pengaruh formulasi tepung terhadap viabilitas bakteri endofit. (Diana Putri). Perkembangan parasitoid Scelio sp. (Hymenoptera: Scelionidae) pada telur Oxya japonica Thunberg (Orthoptera: Acrididae) (M. Ridlo R). Survei nematode parasit rumput golf pada green di klub golf Bogor raya (Fitrianingrum K). Eksplorasi bakteri endofit pada tanaman bengkoang (Pachyrrizu crosus) (M. Rizal). Seleksi bakteri endofit untuk mengendalikan penyakit rebah kecambah (Pythum sp.) pada tanaman ketimun (Abdul Munif). Keefektifan formulasi kompos bakteri endofit untuk pengendalian Meloidogyne sp. penyebab penyakit kuning pada lada (Abdul Munif). Pengembangan formulasi biopestisida berbahan aktif bekteri endofit dan PGPR untuk mengendalikan penyakit layu bakteri (Abjad Asih N).

Secara umum acara Seminar Nasional Perlindungan Tanaman II tahun 2014 ini sangat bermanfaat karena dari acara ini peserta dapat mengetahui seputar perkarantinaan Indonesia, peluang dan tantangan pemasaran hasil pertanian, profil perusahaan yang bergerak dalam produk pertanian seperti nanas, inovasi agrokimia yang ramah lingkungan, kesiapan SDM pertanian, profil pelaku usaha pertanian dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Selain itu pada kegiatan ini pula di sajikan berbagai poster yang sangat luar biasa, dari berbagai poster yang disajikan kita dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan terbaru sehingga inovasi ilmu pengetahuan dapat terpublikasikan dengan baik.

        

Comments